Abstract:
STMIK LIKMI didirikan untuk menjawab kebutuhan masyarakat pada era globalisasi, di mana digitalisasi terjadi di segala aspek kehidupan. Pada tahun 1994, STMIK LIKMI berpindah ke Jl. Ir. H. Djuanda No. 96 dengan bangunan yang lebih besar, yang terdiri dari 5 lapis (Basement, Lt. Dasar, Lt. 1, Lt.2, Lt.3).
Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan cara mendeskripsikan keadaan atau fenomena yang terjadi pada STMIK LIKMI dan membandingkannya dengan teori Feng Shui Bintang Terbang. Data dikumpulkan dengan cara mendapatkan langsung dari pemilik institusi, observasi langsung lapangan, website BAN-PT, website STMIK LIKMI, dan wawancara. Analisis dilakukan dengan memetakan denah-denah lantai menjadi 9 sektor. Masing-masing sektor terdiri dari time star, mountain star, dan water star. Penilaian baik/buruknya tiap sektor berdasarkan analisis hubungan mountain star dan water star.
Hasil yang didapatkan yaitu terjadi penurunan pada nilai akreditasi (untuk program D-III) dan jumlah mahasiswa khususnya pada tahun 2004 (titik terendah). Fenomena tersebut terjadi bertepatan dengan dimulainya Periode 8 (2004-2024) dari Periode 7 (1983-2003). Walaupun, pada awalnya antara tahun 1994 hingga 2004, STMIK LIKMI mengalami pertumbuhan jumlah mahasiswa yang cukup pesat, dan dapat mempertahankan jumlah mahasiswa tertingginya selama tiga tahun (1998-2000). Sebagian besar fungsi-fungsi dalam STMIK LIKMI terkena dampak negatif akibat pergantian periode tersebut, namun ada pula yang terjadi sebaliknya. Sehingga, perlu dilakukan upaya-upaya untuk menanggulangi dampak negatif yang terjadi.