dc.description.abstract |
Ruang publik adalah salah satu fasilitas umum yang berperan penting dalam kehidupan di lingkungan kota. Ruang publik yang baik dapat menjawab kebutuhan masyarakat umum sehingga terciptalah suatu hubungan antara pengunjung dengan objek ruang publik tersebut. Hubungan yang terbentuk pada setiap ruang publik tentunya berbeda bedasarkan kebutuhan dari masyarakat setempat. Lapangan Banteng sebagai ruang publik yang telah ada sejak zaman penjajahan Belanda, memiliki sejarah dan makna yang dalam bagi perkembangan di Indonesia. Revitalisasi pada Lapangan Banteng dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat eksistensi, makna dan fungsi dari Lapangan Banteng. Sebagai ruang publik, Lapangan Banteng tidak hanya berbicara mengenai kesejarahannya tetapi juga harus dapat memenuhi kriteria ruang publik yang bersifat responsif, demokratis dan bermakna sehingga terbentuklah hubungan antara pengunjung dengan objek berupa sense of place. Penelitian ini mengkaji Lapangan Banteng sebagai ruang publik yang baik dan bersejarah memiliki pengalaman ruang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara elemen arsitektur di Lapangan Banteng dengan pengalaman ruang yang dirasakan pengunjung sehingga terbentuknya sense of place pada Lapangan Banteng.
Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengkaji objek dengan teori sense of place. Data Lapangan Banteng yang dikumpulkan untuk penelitian sense of place berupa data psikologis berupa persepsi dan emosi, data fisik berupa elemen arsitektural, serta data perilaku dan aktivitas yang didapatkan dengan cara observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner. Data persepsi berisi tingkat pengenalan pengunjung terhadap objek, tujuan kedatangan, suasana yang dirasakan, hal yang paling berkesan serta perasaan yang timbul selama di Lapangan Banteng. Sedangkan data elemen fisik berisi tata ruang, pola sirkulasi, elemen pembentuk ruang arsitektural di Lapangan Banteng. Semua data dianalisa dengan menggunakan penggabungan antara teori Exterior Design in Architecture dengan persepsi sensor indera oleh James J. Gibson. Teknik analisa yang digunakan adalah analisa bertahap mulai dari tiap zona hingga secara keseluruhan. Proses analisa dilakukan dengan memahami hubungan data terhadap teori sehingga dapat menjelaskan proses terbentuknya sense of place pada Lapangan Banteng.
Hasil penelitian yang didapat berupa penjabaran deskriptif mengenai pembentukan sense of place di Lapangan Banteng secara keseluruhan dan pada tiap zona lalu menghasilkan elemen arsitektur yang paling berpengaruh terhadap pembentukan sense of place pada tiap zona. |
en_US |