dc.description.abstract |
Bangunan deret merupakan bangunan yang memiliki keterbatasan bukaan cahaya. Rumah toko (ruko) sebagai salah satu contoh bangunan deret memiliki masalah pencahayaan alami karena adanya keterbatasan dimensi dan orientasi dari bukaan bangunan. Tipologi bangunan yang menempel satu sama lain membuat bangunan umumnya hanya memiliki bukaan pada satu sisi samping bangunan yang menghadap jalan. Performa pencahayaan alami dipengaruhi oleh penetrasi dan distribusi cahaya. Lightshelf merupakan salah satu cara mengoptimalkan pencahayaan alami pada ruang dengan bukaan terbatas, karena selain memberikan pembayangan area jendela mampu juga merefleksika cahaya ke dalam ruangan sehingga distribusi dan penetrasi cahaya bisa ditingkatkan. Dalam optimasi performa lightshelf, dipengaruhi oleh desain lightshelf (posisi, dimensi, kemiringan, dan material).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen melalui simulasi dengan menggunakan software Dialux evo 8.1. Performa pencahayaan alami pada ruko eksisting diperoleh dengan cara pengukuran DF (Daylight Factor) pada objek pnelitian. Variabel yang diteliti adalah ukuran, posisi, dan kemiringan bidang dari komponen-komponen lightshelf. Analisis data simulasi dikaitkan dengan standar penetrasi dan keseragaman cahaya pada BREEAM.
Penggunaan lightshelf dapat meningkatkan performa pencahayaan alami dalam keseragaman cahaya. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan performa cahaya dengan diterapkannya sistem lightshelf pada bangunan. Komponen interior lightshelf dapat meningkatkan distribusi cahaya pada ruangan sampai 2 kali dari keadaan eksisting. Namun, menurunkan tingkat penetrasi cahaya. Komponen eksterior dapat meningkatkan penetrasi cahaya sebesar 3 meter dari keadaan eksisting dan meningkatkan distribusi cahaya namun tidak secara signifikan. Aplikasi kemiringan pada komponen dapat meningkatkan penetrasi dan keseragaman secara bersamaan namun besarnya tidak signifikan. |
en_US |