Abstract:
Keraton Kanoman merupakan salah satu bangunan yang penting dalam sejarah terbentuknya Kota Cirebon. Keraton Kanoman didirikan pada tahun 1678 dan berfungsi sebagai bangunan pemerintah serta penyebar agama Islam pada Tanah Sunda. Teritori Keraton Kanoman didefinisikan dengan bangunan pendukung pada sekitar keraton seperti magersari, Masjid Kanoman, dan alun-alun. Area Keraton Kanoman mengalami perkembangan pesat pada sekitar tahun 1900. Pada tahun 1924 pemerintah belanda membangun Pasar Kanoman pada sisi Utara keraton, sehingga area komersil berkembang pesat bersama dengan area pecinan. Pada tahun 1970 area permukiman mengalami perkembangan yang besar dan tidak terencana, perkembangan permukiman diisi dengan pendatang baru. Perkembangan besar yang terjadi sepenuhnya menutupi bangunan keraton dari jalan utama. Meskipun terjadi perkembangan area yang menutupi bangunan keraton, Keraton Kanoman masih dapat berdiri dan mempertahankan eksistensinya sebagai bangunan sejarah dan kebudayaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk teritorialitas Keraton Kanoman pada tatanan fisik eksisting didalam lokasi penelitian. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik place centered mapping. Data yang dikumpulkan untuk menunjang penelitian berasal dari observasi pada tatanan fisik dan aktivitas penghuni kawasan Keraton Kanoman. Bentuk teritori bangunan dikaji melalui tipe teritori yang ada pada kawasan keraton serta perilaku teritorial yang terjadi didalamnya. Hasil penelitian menunjukan teritori keraton terbagi kedalam empat tipe yaitu teritori central, supporting, attached, serta peripheral. Teritori central keraton terletak pada komplek bangunan keraton. Teritori supporting dan attached terletak pada area sekitar keraton yang ditandai dengan personalisasi ruang keraton serta perilaku teritorial penghuni Keraton Kanoman. Teritori peripheral terletak pada jurisdiksi area kawasan Keraton Kanoman.