Abstract:
Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi merupakan fenomena
yang memaksa manusia terus bergerak maju. Aspek kebutuhan akan kesehatan selalu
menjadi hal yang krusial untuk kelangsungan hidup. Model bisnis berbasis kesehatan
hadir sebagai sarana peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, seperti rumah sakit.
Pelayanan dituntut selalu efektif dan efisien agar dapat melayani pasien yang
membutuhkan dengan baik. Pelayanan tersebut bisa terhambat oleh adanya praktik
kecurangan yang ada pada model bisnis manapun, bisnis berbasis kesehatan sekalipun.
Pengendalian internal yang baik sebagai alat bantu dalam memitigasi kecurangan
menjadi keharusan bagi rumah sakit. Kecurangan ini dideteksi dan dinilai melalui
proses fraud risk assessment.
Fraud risk assessment menggunakan data yang diperoleh dari kuesioner,
wawancara, dan observasi. Data terkait faktor kecurangan akan dianalisa
menggunakan dasar teori fraud triangle. Risiko kecurangan yang ada akan
dikumpulkan ke dalam fraud risk register untuk menentukan signifikansinya. Risiko
yang signifikan dipetakan pencegahannya dari pengendalian internal yang sudah ada
ke dalam control design matrix.
Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Perolehan data
dilakukan secara langsung melalui observasi dan secara tidak langsung melalui
kuesioner, wawancara, dan tinjauan pustaka. Sampel penelitian ini adalah RSU BK
yang merupakan rumah sakit swasta di Cimahi yang banyak menangani pasien BPJS
di Jawa Barat.
Hasil proses fraud risk assessment pada siklus pendapatan khusus pasien
BPJS tidak menunjukkan adanya risiko kecurangan signifikan pada proses penagihan
dan penggantian biaya-biaya pasien BPJS dari pihak BPJS Kesehatan ke rumah sakit,
tetapi menemukan dua risiko kecurangan signifikan pada prosedur di rawat jalan, yaitu
adanya risiko obat pasien diambil oleh orang lain yang bukan merupakan perwakilan
pasien, serta risiko obat yang ditebus pasien bisa tidak sama dengan yang diberikan ke
pasien. Meskipun demikian, pengendalian internal rumah sakit sudah dapat mencegah
kedua risiko kecurangan signifikan dengan baik. Penulis menyarankan pihak rumah
sakit untuk mempertegas proses identifikasi pasien, menambah prosedur untuk
mengingatkan pasien agar memeriksa obat yang diterimanya, membatalkan obat yang
tidak diambil di hari yang sama, serta setoran kas ketika kasir bank tidak buka agar
tetap melalui bagian administrasi keuangan untuk berjaga-jaga.