Abstract:
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sudah muncul sejak zaman dahulu dan
terus berkembang. Sulitnya mendapatkan pekerjaan, serta ketatnya persaingan, akhirnya
membuat banyak orang diusia produktif di Indonesia memutuskan untuk membuka lapangan
usaha sendiri. Saat ini, perusahaan memasuki era persaingan yang sangat ketat. Perusahaan
semakin dituntut untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik, serta pengerjaan tepat
waktu demi memenuhi harapan konsumen. Maka dari itu perusahaan perlu berusaha untuk
menjaga sekaligus meningkatkan kualitas produk yang dihasilkannya. Namun, masih banyak
masalah yang dialami perusahaan dalam upaya menghasilkan produk yang berkualitas dan
juga meningkatkan efektivitas dalam menjalankan kegiatan, khususnya siklus produksi.
Untuk dapat mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan, perusahaan diharuskan untuk
menjalankan aktivitas pengendalian yang memadai dan disesuaikan dengan keadaan
perusahaan dalam menjalankan aktivitas tersebut.
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang diterapkan dan
diimplementasikan untuk membantu perusahaan memastikan bahwa arahan manajemen
dilaksanakan. Menurut Committee of Sponsoring Organization (COSO) dalam Internal
Control – Integrated Framework (IC), terdapat lima komponen aktivitas pengendalian, yaitu
segregation of duties, adequate documents and records, restricted access to assets,
independent accountability checks and reviews of performance, dan information processing
controls. Tujuan aktivitas pengendalian adalah untuk menghindari kesalahan yang terjadi
pada saat proses produksi dilakukan. Kesalahan yang terjadi akan mengakibatkan biaya
produksi bertambah karena mutu yang tidak sesuai, biaya membengkak, waktu produksi pun
menjadi lebih panjang dari waktu yang sudah ditentukan. Dengan adanya aktivitas
pengendalian yang memadai dari dalam perusahaan akan membantu untuk mengatasi
masalah yang terjadi dalam siklus produksi dan diharapkan akan mengurangi atau menekan
masalah yang terjadi menjadi sekecil mungkin.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah descriptive study. Tujuan dari
descriptive study adalah untuk mengumpulkan data yang menggambarkan karakteristik
manusia, peristiwa, atau situasi. Descriptive study ini dapat melibatkan pengumpulan data
secara kuantitatif (jumlah produksi, jumlah penjualan, dan lainnya) maupun kualitatif.
Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Unit
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Delicieux Catering yang bergerak
dalam bisnis makanan khusunya catering diet.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
penerapan aktivitas pengendalian di siklus produksi perusahaan masih belum memadai dan
belum efektif seperti belum adanya pemisahan fungsi antara bagian keuangan dengan bagian
akuntansi, masih ada wewenang serta job description yang belum disampaikan secara
tertulis, dan juga kepala produksi tidak memberikan penilaian atas hasil kinerja bagian
kitchen. Namun dengan pelaksanaan aktivitas pengendalian yang seharusnya akan
memberikan pengaruh terhadap peningkatan efektivitas pada siklus produksi perusahaan,
yaitu Delicieux catering membutuhkan kebijakan dan prosedur dalam melakukan
pengendalian terhadap proses produksi. Untuk meningkatkan efektivitas pada siklus
produksi, penulis memberikan beberapa saran yaitu pada komponen segregation of duties,
perusahaan sebaiknya membuat struktur organisasi dan job description secara tertulis,
memisahkan beberapa pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang sama seperti kepala
produksi dengan chef, dan bagian keuangan dengan bagian akuntansi; komponen adequate
documents and records sebaiknya perusahaan membuat dokumen Performance Report;
pada komponen restricted access to assets sebaiknya perusahaan melakukan back up dan
perlindungan yang memadai pada dokumen; pada komponen independent accountability
checks and review on performance, sebaiknya perusahaan melakukan pemeriksaan yang
dilakukan oleh orang yang independen untuk menilai kinerja karyawan bagian kitchen.