Abstract:
Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat menyebabkan setiap perusahaan harus
memiliki strategi bisnis untuk dapat bersaing. Setiap perusahaan memiliki strategi-strategi bisnis yang
berbeda untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mendapatkan
laba usaha sebesar mungkin. Oleh karena itu, aktivitas penjualan menjadi salah satu penentu kesuksesan
suatu perusahaan. Apabila perusahaan dapat memaksimalkan aktivitas penjualan maka laba perusahaan
akan meningkat. Saat ini, hampir setiap perusahaan menerapkan penjualan kredit. Penjualan kredit dianggap
dapat meningkatkan penjualan perusahaan, namun penjualan kredit akan menimbulkan piutang usaha.
Pelanggan diberikan batasan waktu tertentu untuk melunasi pembayaran piutang tersebut. Namun penjualan
kredit tersebut menimbulkan risiko keterlambatan pembayaran piutang dan piutang tidak tertagih. Selain
itu, perusahaan juga perlu melakukan pengelolaan piutang yang efektif untuk agar dapat melakukan
penagihan piutang dengan efektif.
Pemeriksaan operasional adalah proses mengevaluasi dan menganalisis tingkat ekonomis,
efektivitas dan efisiensi dari kegiatan operasi perusahaan. Tujuan dilakukan pemeriksaan operasional untuk
memberikan rekomendasi yang dapat diterapkan oleh suatu perusahaan. Pada aktivitas penjualan kredit dan
pengelolaan piutang diperlukan juga pemeriksaan operasional untuk menemukan faktor-faktor penyebab
sering terjadinya keterlambatan pembayaran piutang.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah descriptive study. Metode
ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang dapat menggambarkan karakteristik dari objek
penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu studi lapangan yang terdiri
dari wawancara, observasi dan dokumentasi serta studi kepustakaan. Teknik pengolahan data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Penelitian ini menggunakan
data primer dan sekunder. Objek penelitian ini adalah pemeriksaan operasional pada aktivitas penjualan
kredit dan pengelolaan piutang dalam upaya mengatasi keterlambatan pembayaran piutang di PT Lucky
Rejeki. Perusahaan ini merupakan perusahaan manufaktur kimia yang disebut auxiliaries textile.
Berdasarkan dari hasil pemeriksaan operasional yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
jika tingkat keterlambatan pembayaran piutang perusahaan tinggi. Dari hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan menunjukkan jika 71,10% dari total pembayaran piutang tahun 2018 dibayar dengan jangka
waktu melebihi 90 hari. Penyebab dari keterlambatan pembayaran piutang pada PT Lucky Rejeki yaitu
prosedur dan kebijakan terhadap penyeleksian serta persetujuan pemberian kredit yang tidak efektif,
pengelolaan piutang yang belum memadai, pencatatan piutang yang belum memadai, serta penagihan
piutang yang tidak memadai. Tingkat keterlambatan piutang yang besar menyebabkan 6 bulan perusahaan
mengalami defisit pada kas. Defisit tersebut menyebabkan perusahaan memiliki opportunity cost sebesar
Rp 12.197.439. Lebih dari 50% jumlah pelanggan PT Lucky Rejeki yang melakukan pembelian secara
kredit terlambat dalam melakukan pembayaran piutang. Berdasarkan hasil pemeriksaan operasional ini
menunjukan jika sebesar Rp 26.689.340.030 dari total piutang yang telah dibayar pelanggan pada tahun
2018 masuk dalam kategori kredit bermasalah. Hal tersebut menunjukkan jika prosedur dan kebijakan
penjualan kredit yang selama ini diterapkan di perusahaan tidak efisien dan efektif. Beberapa rekomendasi
yang diberikan kepada perusahaan yaitu perusahaan perlu membuat dokumen serta melakukan analisis
kredit, penetapan prosedur dan kebijakan penyeleksian pelanggan serta otorisasi pemberian kredit,
kebijakan credit limit, menetapkan panduan untuk collector melakukan penagihan secara rutin, membuat
laporan account receivable aging schedule, membuat surat perjanjian komitmen, memperbaiki laporan
penjualan kredit, pemisahan tugas yang jelas, pemberian bonus kepada salesman, dan membuat jadwal
penagihan collector dalam menagih piutang.