Abstract:
Perkembangan bidang perekonomian berpengaruh terhadap perkembangan
suatu negara. Beberapa penyumbang perokonomian di Indonesia adalah industri perdagangan.
ACS GROUP merupakan perusahaan yang menjual barang dibidang IT di Kota Jakarta.
Sebagai distributor barang di bidang IT, kegiatan operasional perusahaan sangat tergantung
pada siklus penjualan. Siklus penjualan merupakan siklus yang terpenting dan sangat berisiko
untuk terjadinya kecurangan, sehingga dibutuhkan alat pengendalian agar siklus penjualan
yang diterapkan efektif.
Siklus penjualan terdiri dari empat prosedur yaitu prosedur pemesanan
barang, pengiriman barang, pembuatan tagihan, dan penerimaan kas. Aktiv
itas pengendalian dilakukan untuk memberi keyakinan bagi perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Aktivitas pengendalian meliputi otorisasi yang memadai atas
transaksi dan aktivitas, pemisahan fungsi yang memadai, perancangan dokumen dan catatan
yang memadai, perlindungan yang memadai atas aktiva, catatan, dan data, serta pemeriksaan
independen atas kinerja. Siklus penjualan merupakan aktivitas utama perusahaan untuk
menghasilkan pendapatan sehingga perusahaan memiliki sumber dana yang dapat digunakan
untuk terus melakukan kegiatan operasinya.
Penelitian ini menggunakan penelitian study deskriptif. Metode penelitian ini
membantu mendeskripsikan karakteristik suatu objek seperti orang, kejadian, atau situasi
dalam penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer maupun
sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara, dokumentasi, dan hasil observasi peneliti,
sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur terkait aktivias pengendalian, efektivitas, dan
siklus penjualan. Penelitian ini dilakukan sejak bulan Febuari 2019 hingga Juni 2019 pada unit
penelitian adalah perusahaan ACS GROUP.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur organisasi dan deskripsi
pekerjaan di perusahaan sudah memadai. Prosedur dalam aktivitas penjualan yang dilakukan
oleh ACS GROUP belum memadai, penulis masih menemukan kelemahan antara lain belum
dibuatnya prosedur secara tertulis, tidak terdapatnya credit limit, dan memberikan sales
invoice asli kepada pelanggan pada saat pelanggan belum melakukan pembayaran. Selain itu,
masih adanya penggabungkan fungsi antara penerimaan kas dan pencatatan kas, belum
dibuatnya bukti pelunasan terhadap pelanggan, bukti setor giro yang ditempatkan dilaci yang
tidak dikunci, dan belum adanya pemeriksaan independen terhadap kinerja terhadap seluruh
aktivitas penjualan. Berdasarkan kelemahan yang penulis temukan, penulis memberikan
beberapa saran seperti dibuatnya prosedur secara tertulis; menetapkan batasan kredit untuk
setiap pelanggan; memberikan sales invoice rangkap kepada pelanggan yang belum
melakukan pembayaran; melakukan penguncian untuk tiap dokumen yang disimpan; adanya
pemeriksaan independen terhadap kinerja yang dilakukan oleh semua direktur yang tidak
memiliki hubungan dengan prosedur tersebut atau adanya internal audit.