Abstract:
Setiap perusahaan memilki beberapa siklus yang berlangsung dalam
kegiatannya sehari-hari. Siklus-siklus tersebut di antaranya adalah siklus produksi, siklus
pengeluaran, siklus pendapatan, siklus penggajian, siklus pelaporan, dan siklus manajemen
sumberdaya. Dari sekian siklus tersebut, siklus pengeluaran dan pendapatan merupakan
siklus yang sangat penting karena berkaitan erat dengan kelangsungan hidup perusahaan.
Maka dari itu, perusahaan akan berusaha untuk mengendalikan setiap aspek yang
mempengaruhi siklus-siklus tersebut dalam rangka menghindari risiko.
Dalam rangka menghindari risiko yang melekat dalam aktivitas-aktivitas
perusahaan, pengendalian internal mutlak dibutuhkan. Pengendalian internal merupakan
proses yang dilakukan dalam rangka membantu perusahaan untuk mencapai tujuan jangka
pendek dan jangka panjangnya dengan cara mengindentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi aktivitas operasi mereka. Dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang
terdapat di siklus pengeluaran dan pendapatan, perusahaan dapat mengantisipasi risiko yang
ada dengan harapan menjadikan aktivitas yang dilakukan menjadi semakin efektif.
Penelitian dilakukan pada salah satu cabang perusahaan BUMN yakni PT
Rajawali Nusindo. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta No.493, Cijagra,
Lengkong, Kota Bandung. Kegiatan utama yang perusahaan lakukan adalah distribusi alatalat
medis, obat-obatan, serta alat peraga untuk kebutuhan pendidikan dan laboratorium.
Berdasarkan hasil pengamatan atas pengendalian internal terhadap siklus
pengeluaran dan pendapatan, dapat disimpulkan pengendalian yang dilakukan sudah
memadai. Hal ini mencakup otorisasi, pengamanan aktiva dan catatan, penggunaan dokumen
dalam siklus, pemisahan wewenang dan tanggung jawab, serta pemeriksaan internal. Namun
demikian, perusahaan masih belum melakukan optimalisasi pada pengendalian untuk
pengamanan aktiva dan asset. Hal ini dapat dilihat dari pengamanan atas gudang tanpa
penggunaan kamera pengawas mengingat arus keluar dan masuk barang maupun personil
sering terjadi. Selain itu, perusahaan masih belum menerapkan pembuatan purchase
requisition pada tahap pemesanan barang. Hal ini tentu akan mengurangi tingkat efektivitas
siklus serta meningkatkan risiko kurangnya informasi yang dibutuhkan. Maka dari itu,
optimalisasi harus dipersiapkan atas penggunaan dokumen yang masih belum cukup serta
bentuk pengamanan aktiva yang perlu ditingkatkan lagi.