Abstract:
Dewasa ini, para pelaku usaha semakin didorong untuk berpikir secara kreatif
dan inovatif dalam rangka mempertahankan keunggulan usaha mereka sehingga dapat
bersaing dengan para pesaing di industri yang sama. Hal ini menjadi sangat penting karena
tujuan utama dari menjalankan usaha adalah memperoleh laba dan menjaga keberlangsungan
dari usaha tersebut. Menjaga keberlangsungan dari usaha, salah satu caranya dengan
melakukan perencanaan dan pengendalian persediaan secara efektif dan efisien. Tanpa
perencanaan dan pengendalian persediaan yang efektif dan efisien, maka kegiatan produksi
menjadi terhambat dan berdampak kepada perusahaan tidak dapat mendapatkan keuntungan
secara optimal. Oleh karena itu, dibutuhkan pemeriksaan operasional untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dalam aktivitas perencanaan dan pengendalian persediaan.
Pemeriksaan operasional dapat diartikan sebagai kegiatan mengevaluasi
efektivitas dan efisiensi dari kebijakan dan prosedur yang perusahaan miliki. Pemeriksaan
memiliki lima tahap yang terdiri dari tahap perencanaan, tahap rencana kerja, tahap
pemeriksaan lapangan, tahap pengembangan temuan dan rekomendasi, dan tahap pelaporan.
Setelah melewati kelima tahap tersebut, pemeriksaan operasional menghasilkan rekomendasirekomendasi
untuk perusahaan agar dapat memperbaiki aktivitas pengelolaan persediaan
sehingga dapat berjalan dengan efektif, efisien, dan ekonomis. Pengendalian persediaan yang
baik menjamin terdapatnya persediaan pada tingkat yang optimal sehingga produksi dapat
berjalan dengan lancar dan biaya persediaan adalah minimal.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi
deskriptif. Peneliti mengumpulkan dan menggunakan data primer dan sekunder dalam
melakukan penelitian. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah studi literatur dan studi lapangan yang terdiri dari wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Data yang telah diperoleh diolah dan dievaluasi dengan menggunakan fishbone
diagram untuk menganalisis penyebab-penyebab masalah pada perencanaan dan pengendalian
persediaan yang kurang efektif dan kurang efisien, serta peneliti melakukan perhitungan
kerugian dan opportunity cost yang disebabkan perencanaan dan pengendalian persediaan
yang kurang efektif dan kurang efisien. Objek penelitian ini adalah aktivitas perencanaan dan
pengendalian persediaan dan unit penelitian ini adalah D’lisen Bakery.
Perencanaan dan pengendalian persediaan di perusahaan secara umum kurang
efektif dan kurang efisien selama periode Mei 2018 – Agustus 2018 untuk empat bahan baku
utama yaitu tepung terigu, mentega, susu cair, dan telur karena masih ditemukan beberapa
masalah seperti terdapat pembelian bahan baku berlebih sehingga disimpan satu bulan di
gudang menimbulkan opportunity cost sebesar Rp 44.954,-/bulan. Selain itu, terdapat kerugian
akibat bahan baku rusak karena pembelian berlebih sebesar Rp 4.650.375,- dan bahan baku
rusak yang disebabkan pengelolaan di gudang yang kurang memadai sebesar Rp 4.090.667.
Pengelolaan di gudang yang kurang memadai juga menyebabkan hilangnya bahan baku dan
terjadi kerugian sebesar Rp 595.000,-. Terjadi juga masalah barang jadi berlebih yang
disebabkan karena dua hal yaitu bahan baku berlebih yang hampir melewati tanggal
kadaluwarsa sehingga terpaksa untuk di produksi menimbulkan kerugian sebesar Rp
9.440.000,- dan yang disebabkan karena memproduksi terlalu banyak sehingga menimbulkan
kerugian sebesar Rp 8.864.000,-. Persentase total kerugian tersebut dengan pendapatan
perusahaan pada periode ini adalah sebesar 8% di mana angka tersebut sudah melewati batas
kerugian yang perusahaan telah tetapkan yaitu sebesar 5%. Ada juga masalah mengenai
otorisasi dan segregation of duties di dalam perusahaan yang kurang memadai. Oleh sebab itu,
perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan perencanaan dan pengendalian persediaan agar
dapat meminimalisir kerugian akibat bahan baku berlebih, rusak serta hilang, serta mempunyai
otorisasi dan segregation of duties yang memadai di dalam perusahaan.