dc.description.abstract |
Sub-sektor Ekonomi Kreatif, yaitu fesyen menempati peringkat kedua pemberi kontribusi
terbesar terhadap PDB Ekraf pada tahun 2016 yaitu sebesar 18,01 persen dengan industri
busana muslim sebagai salah satu penyumbangnya. Berkembangnya industri busana
muslim di Indonesia mengakibatkan bertambahnya pelaku industri busana muslim dan
dapat mengancam keberlangsungan UKM industri busana muslim Indonesia yang belum
siap menghadapi persaingan terutama di Kota Bandung. Pada penelitian ini, Kota
Bandung dipilih sebagai objek penelitian karena merupakan satu-satunya kota di
Indonesia yang dinobatkan sebagai bagian dari Jaringan Kota Kreatif UNESCO dan
dideklarasikan sebagai kota kreatif yang mempengaruhi fesyen dunia terutama fesyen
muslim melalui „Deklarasi Bandung Pusat Fesyen Muslim Dunia? pada Oktober 2014.
UKM industri busana muslim diukur tingkat inovasi dan kualitas yang
dimiliki. Inovasi pada penelitian ini diukur melalui dua dimensi, yaitu inovasi produk
dengan tujuh indikator yang terdiri dari perusahaan selalu memproduksi produk baru,
melakukan inovasi radikal, melakukan inovasi inkremental, menggunakan teknologi
dalam mengembangkan produk, memproduksi produk baru setiap bulan, mengeluarkan
minimal tiga produk baru, dan memproduksi produk yang baru pertama di pasar. Dimensi
kedua adalah inovasi proses yang terdiri dari lima indikator, yaitu perusahaan
membandingkan proses produksi, menerapkan sistem produksi yang lebih baik dari
pesaing, peningkatan produktivitas, penggunaan teknologi pada sistem operasi, dan
memberikan pelatihan kepada karyawan. Sedangkan kualitas pada penelitian ini diukur
melalui dimensi kinerja dimana empat indikator dari aspek internal, yaitu kualitas baik
secara konsisten, produk dengan kualitas terbaik, produk sesuai dengan yang dijanjikan,
dan UKM busana muslim dengan kualitas terbaik dari segala aspek. Lima indikator lain
dari aspek eksternal yaitu memiliki aturan dan standar kualitas pelayanan, melakukan
evaluasi, memberikan pengalaman berbelanja yang baik, mengukur tingkat kepuasan
konsumen, dan konsumen menikmati pengalaman yang diberikan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan cross-sectional yang
menggunakan metode kualitatif dimana data diperoleh melalui hasil observasi dan
wawancara yang bersifat mendalam terhadap 10 UKM busana muslim pada satu kurun
waktu tertentu. Data akan diolah menjadi pernyataan dan penjelasan yang detil. Hasil
pengolahan data akan diukur menggunakan rubrik penilaian dengan menetapkan skor
yang akan digunakan untuk melihat perbandingan tingkat inovasi dan kualitas pada 10
UKM yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dimensi inovasi produk, selalu
memproduksi produk baru dengan minimal tiga produk merupakan indikator terbaik dan
melakukan inovasi radikal merupakan indikator terburuk. Pada dimensi inovasi proses,
menerapkan proses produksi yang lebih baik dibandingkan perusahaan lain merupakan
indikator terbaik dan pemberian pelatihan kepada karyawan merupakan indikator
terburuk. Pada dimensi kinerja kualitas, UKM dengan kualitas terbaik dari segala aspek
merupakan indikator terburuk. Kualitas baik secara konsisten, produk sesuai yang
dijanjikan, melakukan evaluasi, mengukur tingkat kepuasan konsumen, dan konsumen
menikmati pengalaman berbelanja merupakan indikator terbaik dimensi kinerja kualitas.
Berdasarkan hasil penelitian perusahaan perlu meningkatkan tingkat
inovasi produk yang dilakukan sehingga tidak selalu menjadi pengikut tren saja dan
memberikan pelatihan kepada karyawan agar meningkatkan kinerja. Perusahaan juga
perlu meningkatkan kualitas dari segala aspek seperti kualitas produk, pelayanan,
pemasaran, dan sistem operasi agar dapat menjadi UKM dengan kualitas terbaik. |
en_US |