dc.description.abstract |
Handphone pada hakekatnya memudahkan kita dalam berkomunikasi dengan
orang lain, namun seiring berkembangnya zaman, para perusahaan penghasil handphone
pun mulai melakukan inovasi pada produk yang mereka miliki, sehingga pada akhirnya
muncul yang namanya telepon genggam pintar atau yang lebih akrab disebut smartphone.
Dimana dalam smartphone bertujuan untuk memudahkan pekerjaan dan juga menjadi
sarana entertainment. Maka dari itu akan banyak penyedia aplikasi yang berlomba-lomba
untuk menciptakan aplikasi dengan tujuan aplikasi tersebut menjadi favorit di
masyarakat, salah satunya aplikasi entertainment adalah aplikasi permainan (game).
Industri aplikasi game memang menjadi industri yang sangat berkembang di seluruh
dunia, bahkan di Negara Indonesia. Newzoo menyebut Indonesia merupakan pasar game
terbesar di Asia Tenggara.
Dari sekian banyak aplikasi permainan (game) yang tersedia, ada aplikasi
permainan yang berdasarkan AR (Augmented Reality) bernama Pokémon GO. Saat
memulai perilisan pertama di Bulan Juli 2016, perlahan-lahan Pokémon GO mulai merilis
aplikasi ini ke seluruh dunia. Pokémon GO menerima respon yang luar biasa, hal ini
terbukti dari peringka di Google Play Store dan juga jumlah unduhan
sejak pertama dirilis pada Bulan Juli 2016 mencapai lebih dari 800 juta unduhan baik
melalui Google Play Store dan juga App Store. Namun kesuksesan Pokémon GO tidak
bertahan lama, terbukti dengan data yang dilansir dari CNN Indonesia yang diterbitkan
tanggal 4 April 2017, di Negara Amerika Serikat terus mengalami penurunan dari 28,5
juta pengguna menjadi 20 juta pengguna, bahkan pada September 2016 menjadi hanya 10
juta pengguna dan menjadi 5 juta pengguna di akhir tahun 2016. Dalam hal ini penulis
melihat adanya masalah dalam fitur baru yang dikritisi oleh para pemain Aplikasi
Pokémon GO yaitu tidak adanya fitur baru sehingga Pokémon GO terus menerus
ditinggalkan oleh pemainnya. Tujuan dari penelitian ini untuk Mengetahui apakah fitur
baru mempengaruhi niat unduh ulang pada Aplikasi Pokémon GO.
Metode penelitian dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear sederhana
untuk melihat pengaruh fitur baru terhadap niat unduh ulang. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah non-probability sampling, dengan
jenis purposive sampling, maka dari itu peneliti memilih responden yang pernah lalu
berhenti memainkan Aplikasi Pokémon GO dengan alasan agar responden menyadari
perubahan fitur pada Aplikasi Pokémon GO. Jumlah responden adalah sebanyak 34 orang
di Universitas Katolik Parahyangan Bandung.
Hasil dari analisis regresi linear sederhana memberikan hasil bahwa fitur baru
berkontribusi terhadap niat unduh ulang sebesar 70,2%. Maka dari itu fitur baru harus
terus dihadirkan oleh Aplikasi Pokémon GO agar tidak kehilangan para pemainnya dan
menambah jumlah pemain aktif serta harus terus memperbaiki kekurangan-kekurangan
yang masih dirasakan oleh para responden. |
en_US |