Abstract:
Dalam pelaksanaan konstruksi, kesadaran para pelaku konstruksi akan pentingnya aspek
manajemen dan teknologi penunjang konstruksi pada saat perancangan dokumen kesepakatan
kontrak masih kurang signifikan. Hal ini dibuktikan dengan minimnya pustaka maupun
penelitian yang mengulas fenomena ini. Padahal, aspek-aspek tersebut tentu mempengaruhi
pertimbangan kontraktor dalam mengajukan penawaran dengan nilai kontrak terendah tanpa
harus mengurangi kualitas pembangunan proyek. Tujuan penelitian adalah menganalisis
implementasi manajemen desain fasilitas sementara, mengidentifikasi ukuran dan
mengestimasi biaya perlu pembuatan fasilitas sementara, serta menganalisis faktor lain yang
menjadi pertimbangan pembuatan fasilitas sementara dan sebab ketidaksesuaian teori pustaka
mengenai biaya pekerjaan sementara dan fasilitas sementara terhadap kenyataan di lapangan.
Sebagai objek penelitian, dipilih proyek pembangunan RS. Edelweiss di kota Bandung.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara tak terstruktur, observasi,
pengukuran, dan studi dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan
kesesuaian teori pada pustaka yang ada dengan implementasinya di lapangan. Analisis biaya
dilakukan dengan menggunakan analisis harga satuan. Hasilnya, implementasi manajemen
desain fasilitas sementara proyek belum dilakukan maksimal karena perencanaan yang kurang
matang dan sejumlah perbedaan antara studi dokumentasi dan juga terhadap realita di
lapangan. Dari 27 fasilitas sementara, pos satpam, kantor MK, dan WC / toilet pekerja belum
mengakomodasi kebutuhan proyek konstruksi dengan baik. Sementara itu, area induksi 2,
kantor K3 dan klinik, musholla pekerja, dan ruang komunal tidak signifikan keberadaannya
terhadap proyek. Dengan menggunakan analisis dengan harga dari RAB pekerjaan persiapan
diperoleh kenaikan harga pembuatan fasilitas sementara aktual di lapangan sebesar Rp
45.684.750,00 dan dengan menggunakan analisis dengan AHS dari pemerintah serta Jurnal
Daftar Harga Material dan Upah Kota Bandung Tahun 2018 diperoleh kenaikan hingga Rp
219.490.453,01 dibandingkan dengan harga yang ditawarkan oleh kontraktor dalam kontrak.
Faktor sosial budaya mempengaruhi pemilihan fasilitas sementara sedangkan perbedaan
sistem regulasi regulasi, dokumentasi serta birokrasi mengenai kesehatan, keselamatan, dan
kesejahteraan kerja antara negara-negara maju dan Indonesia memungkinkan terjadi kasus
seperti pada proyek pembangunan RS. Edelweiss ini, dimana biaya pekerjaan sementara dan
fasilitas sementara proyek memakan biaya yang kurang signifikan terhadap keseluruhan nilai
konstruksi.