Abstract:
Seiring dengan perkembangan konstruksi, kebutuhan akan semen terus meningkat. Namun, tidak banyak yang sadar bahwa konsumsi semen memiliki dampak merusak lingkungan. Oleh karena itu, banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mencari bahan alternatif yang ramah lingkungan sebagai bahan pengganti semen. Slag ferronikel halus yang berasal dari limbah dari hasil peleburan bijih nikel dapat gunakan sebagai bahan alternative pengganti semen untuk membuat beton. Slag ferronikel halus tersebut mempunyai sifat seperti semen apabila diaktifkan dengan larutan aktivator, dimana sodium silikat dan sodium hidroksida merupakan aktivator yang umum digunakan. Pada penelitian ini, molaritas sodium hidroksida divariasikan sebesar 6M, 8M, dan 10M dengan alkali-liquid to binder ratio sebesar 0,5. Untuk mengetahui pengaruh metode perawatan terhadap kuat tekan mortar, dilakukan tiga metode perawatan yang terdiri dari metode perawatan basah (direndam), metode perawatan kering (sealed curing), dan metode perawatan oven (dengan suhu 80℃ selama 24 jam). Pengujian kuat tekan dilakukan pada benda uji kubus dengan dimensi 50 × 50 × 50 mm3 dengan umur pengujian pada 3, 7, 14, 28, dan 56 hari untuk setiap variasi dan metode perawatan. Kuat tekan 28 hari untuk benda uji mortar dengan variasi molaritas sodium hidroksida berurutan sebesar 6M, 8M, 10M dengan metode perawatannya adalah 30,20 MPa, 31,65 MPa, 30,84 MPa dengan perawatan basah, 32,22 MPa, 33,72 MPa, 30,68 MPa dengan perawatan kering, dan 37,39 MPa, 38,84 MPa, 32,42 MPa dengan perawatan oven. Studi eksperimental mortar dengan bahan dasar slag ferronikel halus sebagai pengganti semen dalam penelitian ini membuktikan bahwa kuat tekan yang optimum pada umur 28 hari diperoleh pada konsentrasi molaritas sodium hudroksida 10M dengan metode perawatan oven.