dc.description.abstract |
Kota Cirebon adalah tempat persinggahan saudagar dan pedagang asing dari dalam maupun luar negeri, yang pada akhirnya menimbulkan interaksi antara budaya asing dan budaya lokal yang mempengaruhi arsitektur kota Cirebon, yang diwujudkan dalam nilai arsitekturnya. Langgar Alit Kasepuhan, Langgar Agung Kasepuhan, dan Langgar Agung Kanoman merupakan wujud arsitektur hasil percampuran unsur budaya asing dan lokal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Arsitektur Hindu-Jawa, Islam-Jawa, Cina dan Kolonial pada Bentuk, Tata Ruang, dan Ornamen pada Langgar di Kompleks Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman. Penelitian ni menggunakan metode analitif-deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan pengumpulan data melalui studi literatur dan observasi lapangan. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa Langgar yang berada di kompleks Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman menerapkan prinsip tata ruang yang sama. Ketiga bangunan yang merupakan bangunan sakral ini menerapkan prinsip tata ruang sumbu, simetri, dan hierarki yang digunakan pada candi Majapahit, Klenteng Cina, masjid kuno Jawa, dan Omah Jawa. Dalam segi ornamen, terlihat persamaan bahwa arsitektur Hindu-Majapahit memiliki pengaruh yang lebih besar pada penerapan ornamen Langgar Agung Kasepuhan dan Langgar Agung Kanoman, berbeda dengan Langgar Alit Kasepuhan lebih menerapkan ornamen Jawa. |
en_US |