Abstract:
Masjid pada umumnya adalah sebuah bangunan ibadah yang dapat dikenali dari
simbol bangunannya yang telah menjadi kesepakatan masyarakat sebagai pengguna
bangunan. Masjid merupakan suatu bangunan ibadah yang memberikan suatu makna
tersendiri. Makna tersebut diciptakan oleh tanda-tanda yang terdapat di bangunan dan
mengutarakan sebuah ekspresi. Ekspresi merupakan sebuah pengungkapan dalam
mengutarakan suatu tanda. Ekspresi yang ditimbulkan oleh suatu bangunan dapat berbedabeda
menyesuaikan pendapat masyarakat, baik pengguna bangunan mau pun dari sudut
pandang arsitek yang telah merancang bangunannya.
Masjid Jami’e Darussalam mempunyai bentuk bangunan yang berbeda dari masjid
pada umumnya. Bentuk atap segitiga pada masjid memberikan ekspresi yang berbeda
dibandingkan dengan masjid dengan atap kubah seperti pada umumnya. Pemaknaan
bangunan berdasarkan teori bentuk dan makna merupakan suatu bentuk upaya untuk
mencari ekspresi yang terkandung dalam Masjid Jami’e Darussalam sebagai masjid dengan
atap segitiga.
Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui mengenai ekspresi dan relasi
pemaknaannya dengan teori bentuk dan makna pada bangunan Masjid Jami’e Darussalam.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, data diperoleh dari studi literatur,
pengamatan langsung ke lapangan, serta dari wawancara kuesioner terhadap masyarakat
sekitar masjid. Proses analisis data dilakukan dengan membandingkan studi langsung di
lapangan dengan studi kajian teoritik dari teori dan konsep masjid, teori anatomi bangunan,
teori Roland Barthes, dan teori Charles Sander Peirce.
Hasil penelitian menunjukkan adanya relasi antara ekspresi bangunan dan makna
denotasi dan konotasi pada Masjid Jami’e Darussalam berdasarkan lingkup lingkungan
sekitar, lingkup tapak, dan lingkup bentuk bangunan. Manfaat yang diharapkan melalui
penelitian ini adalah untuk memperluas ilmu mengenai ekspresi bangunan berdasarkan
teori bentuk dan makna pada sebuah bangunan ibadah yaitu masjid.