Abstract:
Indonesia merupakan wilayah yang rawan gempa sehingga struktur bangunan harus didesain tahan terhadap gempa. Struktur bangunan harus dapat mendisipasi energi gempa dan memiliki daktilitas yang memadai. Dalam meninjau daktilitas diperlukan analisis inelastik dengan metode analisis riwayat waktu. Struktur bangunan yang diteliti dan dibandingkan adalah model struktur rangka baja berbentuk tubular dengan 6 lantai dan terbreis konsentris dan eksentris tipe inverted-V pada perimeternya. Struktur dianalisis secara elastis dan inelastis dengan menggunakan bantuan perangkat lunak ETABS 2016. Rekaman percepatan tanah dasar yang digunakan dalam analisis inelastis adalah gempa El Centro 1940 N-S, Denpasar 1979 B-T, dan Flores 1992 yang diskalakan terhadap respons spektrum desain.
Hasil respons inelastik dari kedua model rangka tubular terbreis menunjukkan adanya efek dinamik karena peralihan lantai, simpangan antar lantai, faktor pembesaran defleksi (Cd), dan faktor kuat-lebih (O0) melebihi prediksi analisis spektrum respons. Faktor pembesaran defleksi (Cd) pada model SCBF melebihi 33,0% - 60,2% dari desain dan pada model EBF melebihi 0,2% -285,8% dari desain. Faktor kuat-lebih (O0) pada model SCBF melebihi 42,6% dari desain dan pada model EBF melebihi 124,0% dari desain. Distribusi sendi plastis pada model SCBF hanya pada breising lantai 1 sedangkan pada model EBF tersebar di link lantai 1 sampai 3. Pada model EBF terjadi sendi plastis pada kolom. Tingkat kinerja model SCBF adalah collapse prevention, sedangkan pada model EBF adalah life safety. Hasil kurva histeresis struktur menunjukkan terdapat deformasi permanen puncak dari sumbu netral bangunan pada model SCBF.