Abstract:
Penyebab terjadinya kecelakaan dapat bervariasi salah satunya diakibatkan oleh
kelelahan. Beberapa indikator yang dapat mengukur kelelahan yaitu tingkat kantuk, tingkat
kewaspadaan, dan memori kerja. Ketiga indikator tersebut dapat diperburuk apabila terjadi
kondisi dehidrasi akibat suhu tinggi. Dehidrasi tersebut dapat dicegah dengan melakukan
minum air. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap rentang waktu minum yang
tepat agar pengemudi tidak mengalami dehidrasi pada suhu yang panas sehingga tidak
menurunkan performansinya.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan driving simulator yang melibatkan
enam partisipan (Pria, 21,667 ± 0,516) dan mengemudi selama 120 menit pada kondisi
jalan monoton dengan suhu 26-29 derajat celcius. Variabel bebas yang digunakan ialah
durasi tidur (<5 jam dan 5-7 jam) dan rentang waktu minum (10 menit, 20 menit, dan 30
menit). Variabel tidak bebas yang diteliti ialah tingkat kantuk, tingkat kewaspadaan, dan
memori kerja. Pengukuran tingkat kantuk dilakukan secara objektif menggunakan EEG dan
subjektif menggunakan KSS. Tingkat kewaspadaan diukur dengan alat flicker untuk
mendapatkan parameter Mtot dan Mdi. Memori kerja diukur dengan menggunakan
Working Memory Test (WMT) untuk mendapatkan jumlah skor benar. Data tersebut
kemudian diolah dengan uji ANOVA, analisis post-hoc (tukey), dan pearson.
Hasil pengujian yang didapat ialah rentang waktu minum mempengaruhi nilai
EEG, Mtot, dan WMT tetapi tidak mempengaruhi nilai KSS dan Mdi. Variabel durasi tidur
mempengaruhi nilai EEG, KSS, Mtot, dan WMT tetapi tidak mempengaruhi Mdi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kondisi kurang dan cukup tidur, rentang
waktu minum 10 menit memiliki tingkat kantuk, tingkat kewaspadaan, dan memori kerja
yang paling baik dibandingkan dengan rentang waktu lainnya.