Abstract:
Perubahan cuaca di Indonesia saat ini sangat tidak menentu. Hujan
dapat kapanpun terjadi saat ini. Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu saat
ini, pastilah akan merepotkan bagi masyarakat salah satunya adalah untuk
mengeringkan pakaian karena sulitnya untuk mendapatkan panas dari matahari.
Pakaian-pakaian yang basah akan sulit dikeringkan dan akan mengganggu.
Selain pakaian, pada musim penghujan juga sepatu bisa saja kehujanan ketika
sedang dipakai beraktivitas. Masalah timbul ketika sepatu kehujanan karena
waktu pengeringan akan lama karena tidak adanya panas matahari. Selain itu,
bagi orang-orang dengan sepatu yang dimilikinya jumlahnya terbatas, akan
menjadi hambatan bagi mereka. Karena sepatu yang akan mereka gunakan
basah dan tidak ada gantinya. Selain itu timbul juga masalah lain yaitu sepatu
menjadi bau ketika sepatu sudah kehujanan dan tidak kering dengan baik,
sehingga kita malas untuk memakainya kembali.
Pada perancangan produk pengering sepatu ini, dilakukan beberapa
tahapan. Tahapan awal yang dilakukan adalah identifikasi kebutuhan konsumen
dengan melakukan wawancara kepada lima belas responden yang dimana
didapatkan 9 buah kebutuhan. Kebutuhan tersebut adalah Produk yang mudah
digunakan, cepat mengeringkan, mewangikan, mengeringkan secara
menyeluruh, portable, aman digunakan, menghilangkan kuman, berhenti secara
otomatis, dan produk menggunakan listrik dan baterai. Lalu selanjutnya dibuat
spesifikasi produk dengan menggunakan House of Quality. Selanjutnya
dilakukan perancangan dengan menggunakan morphological chart sehingga
dihasilkan 3 buah konsep baru. Ketiga konsep itu adalah konsep ringkas, elegan,
dan urban. Setelahnya, dilakukan evaluasi terhadap konsep urban tersebut
dengan concept screening apakah terdapat kebutuhan yang belum terpenuhi.
Ketiga konsep tersebut kemudian akan diberikan kepada konsumen untuk dipilih
mana konsep yang menjadi pilihan oleh konsumen diantara ketiga konsep
tersebut. Setelah dilakukan pemilihan oleh dua puluh dua responden, didapatkan
konsep yang paling banyak dipilih adalah konsep urban dimana konsep tersebut
dinilai menarik bagi konsumen. Setelah terpilih sebuah konsep, selanjutnya
konsep tersebut kemudian dibuat menjadi prototipe. Maka tebuatlah prototipe
hasil dari konsep urban yang telah di evaluasi.
Setelah terbuat prototipe produk pengering sepatu ini, maka dilakukan
evaluasi terhadap prototipe tersebut. Evaluasi dilakukan dengan membuat
batasan akan tingkat kebasahan sepatu terlebih dahulu. Lalu setelahnya
diujicobakan terhadap sepatu yang basah, bagaimana pengeringan yang
dilakukan oleh prototipe. Tingkat kebasahan sepatu ini dibagi menjadi tiga, yaitu
lembab, cukup basah, dan basah. Dari ketiga tingkat kebasahan tersebut,
didapati bahwa prototipe telah dapat mengeringkan tingkat kebasahan lembab
dan cukup basah dengan baik, namun tingkat kebasahan basah, belum
maksimal.