dc.description.abstract |
Inventory Control System merupakan sebuah sistem pengelolaan persediaan yang mencatatat setiap transaksi yang terjadi sehingga dapat melakukan pemesanan dengan jumlah dan waktu yang tepat serta dengan biaya yang serendah mungkin. Inventory Control System penting untuk diimplementasikan oleh perusahaan karena dapat mempengaruhi jalannya kegiatan produksi. CV. Bima Tirta merupakan perusahaan AMDK yang telah memiliki Inventory Control System. Namun, pencatatan persediaan yang dilakukan oleh CV. Bima Tirta belum dilakukan dengan baik sehingga menimbulkan ketidakakuratan pada catatannya. Selain itu, dominasi pemasok juga menjadi tantangan dari sisi eksternal.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang Inventory Control System yang sesuai dengan kebutuhan CV. Bima Tirta. Penelitian ini bersifat kualititatif dengan metode penelitian studi kasus. Uji validitas data dilakukan dengan keterlibatan jangka panjang serta pengumpulan data, uji reliabilitas dilakukan dengan Triangulasi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan 3 jenis yaitu wawancara, observasi, dan mengumpulkan dokumen – dokumen. Proses pengembangan system dilakukan dengan 2 tahap yaitu system analysis dan system design, dengan menggunakan diagram Laudon sebagai kerangka berpikir untuk menjawab masalah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa yang menjadi tantangan bagi CV. Bima Tirta adalah dominasi pemasok. Pencatatan transaksi persediaan yang tidak akurat dapat menimbulkan masalah dalam hal pemesanan kepada pemasok. Pemasok memiliki kendali dalam waktu pengiriman pesanan, sementara perusahaan belum memiliki perencanaan pemesanan yang baik kepada pemasok. Hal ini dapat menimbulkan terjadinya investasi pesediaan yang terlalu sedikit sehingga menghambat jalannya kegiatan produksi.
Maka dari itu, rancangan Inventory Control System yang diusulkan adalah rancangan yang dapat menyediakan data stock yang update dan mudah diakses, hal ini bertujuan agar catatan persediaan menjadi akurat sehingga perhitungan jumlah dan waktu pemesanan kepada pemasok menjadi tepat dan ekonomis. Selain itu juga, menyediakan pengingat untuk melakukan pemesanan kepada pemasok, guna mencegah terjadinya kelalaian yang dilakukan oleh purchasing (human error). |
en_US |