dc.description.abstract |
Dalam perjalanan perkembangan Agama Islam sejak zaman Rasulullah SAW sampai saat ini fungsi masjid tidak saja sebagai tempat peribadatan tetapi juga sebagai pusat syiar Islam. Dalam ritual keagamaannya, umat muslim disarankan (untuk pria diwajibkan) melakukan ibadahnya di masjid, sehingga diperlukan tempat yang khusyu sehingga dapat menunjang proses kekhusyuan ketika shalat. Kekshuyuan shalat dalam masjid dapat ditunjang dengan perancangan boundary yang baik pada bangunan.
Penelitian dilakukan berdasarkan studi awal yang dilakukan dengan mengkaji teori boundary, teori persepsi ruang dan teori fungsi, bentuk dan makna. Dari teori yang ada kemudian dapat dirumuskan sehingga tercipta analisis dan saran. Hasil analisa objek studi kemudian diolah lebih lanjut melalui tabel analisa sehingga dapat disimpulkan elemen pembentuk ruang yang mempengaruhi persepsi manusia pada masjid. Dari penelitian tersebut, didapatkan bahwa hasil dari analisis baik boundary ataupun persepsi ruang yang diperlukan dalam sebuah masjid.
Dari penelitian tersebut, didapatkan hasil bahwa boundary serta persepsi ruang yang diperlukan dalam sebuah masjid perlu ditinjau lebih lanjut kembali, karena boundary dalam arsitektur masjid merupakan suatu indikator yang menentukan tingkat kenyamanan serta kekhusyuan pengguna saat beada di arsitektur peribadatan. Pada setiap ruang memiliki fungsi dan aktivitas kegiatan yang berbeda-beda, sehingga menghasilkan tipe boundary yang berbeda karena mengikuti zonasi serta kebutuhan ruangnya. Hal ini menyebabkan persepsi yang berbeda juga terhadap pandangan pengguna. Hal tersebut dikarenakan karakter elemen pembentuk ruang yang berbeda-beda pada setiap ruang.
Manfaat dari penelitian ini bagi kaum umum adalah dapat menambah pengetahuan mengenai persepsi ruang yang diperlukan dalam sebuah masjid dan bagaimana persepsi ruang tersebut dapat terwujud. Sementara itu bagi para arsitek dan lembaga masjid, penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai persepsi ruang dalam sebuah masjid serta bagaimana merancang elemen-elemen pembentuk ruang untuk dapat mewujudkan boundary pada bangunan peribadatan yang baik sehingga menghasilkan persepsi ruang manusia yang selaras. |
en_US |