dc.contributor.advisor |
Hartono, Harastoeti Dibyo |
|
dc.contributor.author |
Rizky, Deffany Almira |
|
dc.date.accessioned |
2019-08-09T07:20:07Z |
|
dc.date.available |
2019-08-09T07:20:07Z |
|
dc.date.issued |
2018 |
|
dc.identifier.other |
skp37136 |
|
dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/8733 |
|
dc.description |
5955 - FTA |
en_US |
dc.description.abstract |
Bandung memiliki Kawasan Pecinan yang sangat luas, bahkan hampir tidak
memiliki batas –batas yang jelas. Kawasan Pecinan di identikan dengan deretan Ruko-ruko
atau pasar yang menjual berbagai barang kebutuhan Primer dan juga Sekunder. Pada tahun
2016, Pemerintah Kota Bandung akhirnya mengesahkan jalan Kelenteng sebagai Kawasan
Pecinan di tandai dengan di bangunnya gapura bergaya Arsitektur Cina di kedua ujung
jalan Kelenteng.
Ketika Alih fungsi bangunan Permaba menjadi Chinatown di bulan Agustus tahun
2017 sekaligus merupakan alih Fungsi dari Ruang Publik Terbatas menjadi Ruang Publik
Bebas. Sehingga bangunan Permaba berubah menjadi Chinatown yang adalah destinasi
wisata Pecinan versi miniatur, dengan berbagai ornamen dan pernak – pernik khas Pecinan
ternyata mampu untuk menarik Wisatawan untuk datang berkunjung. Hal ini pun
mempengaruhi Kawasan Pecinan di jalan Kelenteng, baik itu Fisik maupun Non Fisik.
Mempengaruhi berbagai perubahan yang kini dialami oleh jalan Kelenteng berkaitan
dengan bertambahnya Aktifitas yang di lakukan oleh masyarakat dan pengunjung tanpa
adanya pertambahan ruang. Akibatnya pedestrian menjadi lahan parkir juga lapak untuk
para PKL.
Karena alih fungsi ini digunakan beberapa teori di antaranya ialah teori tentang
kawasan Pecinan, teori tentang kawasan Konservasi karena jalan Kelenteng merupakan
kawasan Konservasi pecinan serta digunakan juga UU No 11 Tahun 2010 Republik
Indonesia tentang cagar budaya serta Peraturan Daerah Kota Bandung Nomer 19 Tahun
2009 tentang Pengelolaan Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya. juga digunakan teori
tentang Pariwisata hal ini di pertimbangkan karena alih fungsi bangunan Permaba menjadi
Chinatown merubah sifat dari jalan Kelenteng yang tadinya merupakan kawasan
Konservasi dan perannya sebagai jalan Alternatif menjadi jalan dengan memiliki nilai
budaya dan memancing wisatawan untuk berkunjung. Teori – teori tersebut akan di
lekatkan kepada objeknya yaitu jalan Kelenteng. Metoda yang digunakan dalam penelitian
ini ialah metoda penelitian kualitatif dengan cara melakukan observasi pada Objek
Penelitian dan melakukan wawancara dengan beberapa partisipan terkait perubahan –
perubahan yang terjadi di kawasan pecinan jalan Kelenteng dikarenakan dampak dari alih
fungsi bangunan Permaba menjadi “Chinatown” Bandung. Alih fungsi bangunan ini seolah
menjadi Trigger atau pemacu bagi berkembangnya berbagai sektor di jalan Kelenteng.
Meningkatkan kualitas kehidupan sosial maupun meningkatkan pendapatan ekonomi
domestik bagi warga yang tinggal di sekitarnya. Dan memberikan nilai – nilai budaya dan
edukasi bagi pengunjung yang datang. Keberadaan bangunan Chinatown dengan Fungsi
barunya ini mampu memberikan dampak dan Pengaruh Positif bagi lingkungannya. |
en_US |
dc.language.iso |
Indonesia |
en_US |
dc.publisher |
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR |
en_US |
dc.subject |
Jalan Kelenteng |
en_US |
dc.subject |
Kawasan Pecinan |
en_US |
dc.subject |
Chinatown |
en_US |
dc.title |
Pengaruh alih fungsi bangunan permaba menjadi Chinatown terhadap Pecinan di Jalan Kelenteng, Bandung |
en_US |
dc.type |
Undergraduate Theses |
en_US |
dc.identifier.nim/npm |
NPM2012420074 |
|
dc.identifier.nidn/nidk |
NUPN9904002381 |
|
dc.identifier.kodeprodi |
KODEPRODI611#Arsitektur |
|