Abstract:
Bencana banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia dalam
10 tahun terakhir. Banjir air yang disebabkan oleh waduk Jatiluhur mengakibatkan beberapa
desa di sekitar waduk tersebut mengalami kerugian mulai dari kerugian jiwa hingga kerusakan
dari rumah-rumah tersebut. Kampung Pasir Kole, merupakan salah satu kampung yang berada
di barat laut waduk Jatiluhur, dimana rumah-rumah hunian di kampung tersebut dibangun
dengan menanggapi bencana banjir akibat meluapnya air di Waduk Jatiluhur dengan
menggunakan sistem pondasi tipe panggung. Tipe panggung yang digunakan pada rumahrumah
hunian di kampung Pasir Kole tersebut mempunyai kelemahan, maka dari itu perlu
penggantian dengan tipe hybrid.
Pada penelitian ini akan dibahas mengenai kesesuaian tipe hybrid pada hunian di
Kampung Pasir Kole dalam usaha menanggapi terhadap bencana banjir. Pembahasan
difokuskan pada prinsip-prinsip apung, dan aspek yang terdapat pada arsitektur apung.
Penelitian ini akan membahas perubahan apa saja yang terjadi pada hunian di Kampung Pasir
Kole dalam mengadaptasi sistem apung tipe hybrid, dan juga kesesuaiannya dalam beradaptasi
terhadap banjir.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif eksperimental atau dengan
menggunakan uji simulasi agar mendapatkan penilaian yang diharapkan tentang kesesuaian
bangunan terhadap bencana banjir.
Hasil dari studi ini menyimpulkan bahwa Port Maria House, sesuai untuk dijadikan
referensi tipe hybrid pada bangunan hunian di Kampung Pasir Kole. Adaptasi tipe hybrid
tersebut memerlukan beberapa penyesuaian seperti faktor volume, ketinggian, jumlah tiang
tambat dan massa jenis komponen. Hasil eksperimen menyimpulkan bahwa tipe hybrid
tersebut sesuai apabila diaplikasikan pada hunian dalam menanggapi bencana banjir di
kampung ini.
Hasil penelitian ini bagi semua kalangan, diharapkan dapat menambah wawasan
mengenai alternatif sistem adaptasi bangunan terhadap bencana banjir, dan bagi akademisi agar
dijadikan bahan studi untuk pengembangan rumah tahan banjir.