Abstract:
Pada masa sekarang pengalaman ruang masih memegang peran yang penting dalam
pembentukan kualitas ruang arsitektur. Pengalaman ruang tersebut bersifat multiindera, sehingga
arsitektur seyogyanya menekankan perhatiannya tidak hanya pada pengalaman visual namun juga
pengalaman lainnya seperti pengalaman audial. Penelitian dilakukan untuk mengetahui dinamika
keterhubungan pengalaman soundscape terhadap arsitektur pada Komplek Gereja Santa Perawan Maria
Sapta Kedukaan di Jalan Pandu, Bandung.
Metode penelitian yang dilakukan adalah secara kuantitatif dan analisis deskriptif. Analisa
dilakukan melalui hasil pembagian kuesioner, observasi lapangan, analisis, dan menghubungkannya
dengan kajian teori tentang arsitektur gereja, soundscape, sense of place, intention of architecture, dan
teori persepsi.
Pada Komplek Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan, ditemukan beberapa sumber
bising yang memungkinkan menurunkan kualitas pengalaman ruang pengunjung. Suara tersebut
diantaranya suara pesawat, kendaraan bermotor, dan lainnya. Hal itu dinilai mengganggu jalannya
aktivitas peribadatan di sana sehingga mengindikasikan elemen arsitektur yang belum bekerja dengan
maksimal baik dari segi penggunaan material, tata letak fungsi, bentuk dan karakter bangunan maupun
tapaknya. Lebih lanjut, akan dikaji pula kesesuaian antara waktu pelaksanaan ibadah dengan titik
kebisingan yang ada.
Melalui perancangan yang memperhatikan aspek pengalaman multi-indera khususnya dalam
auditory experience, pengalaman ruang dapat dirasakan secara menyeluruh dan kualitas suatu ruang
arsitektur dapat meningkat.