Abstract:
Semakin meningkatnya kepadatan penduduk di Indonesia, maka semakin tinggi pula tingkat pembangunan pada suatu kota. Hal ini menimbulkan pembangunan yang tidak terencana pada sebagian besar kampung diberbagai kota besar. Dilihat dari fenomena ini muncul arsitek komunitas yang berdedikasi untuk mengedukasi masyarakat dalam merancang kampungnya sendiri, sebagai upaya membangun kota yang lebih baik. Metode desain yang dilakukan oleh arsitek komunitas ini adalah metode perancangan partisipatori. Penelitian ini memilih objek Balai Bambu Jatimulyo dan Balai Bambu Mawar karena kedua balai bambu tersebut memiliki perbedaan dalam menerapkan metode perancangan partisipatori yang berpengaruh pada aktifnya penggunaan dan perawatan bangunan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan penerapan metode perancangan partisipatori pada kedua balai bambu tersebut.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan melakukan wawancara mengenai tahapan kerja dan peranan yang terlibat pada metode perancangan partisipatori, observasi mengenai keadaan bangunan saat ini dan studi literatur mengenai teori tahapan kerja metode perancangan partisipatori beserta hubungannya dengan aspek-aspek pada arsitektur. Hasil dari kegiatan wawancara, observasi, dan studi literatur tersebut, telah diketahui bahwa terdapat perbedaan penerapan metode perancangan partisipatori pada tahapan kerja, peranan masyarakat
dan aspek-aspek arsitektur. Dari penelitian ini telah disimpulkan bahwa perbedaan penerapan metode perancangan partisipatori pada Balai Bambu Jatimulyo dan Balai Bambu Mawar dapat berpengaruh pada aktifnya penggunaan dan perawatan bangunan oleh warga.