Inkulturasi arsitektur tradisional Batak Toba pada bangunan Gereja HKBP Serpong

Show simple item record

dc.contributor.advisor Sihotang, Jonathan Hans Yoas
dc.contributor.author Tisarana, Yunita
dc.date.accessioned 2019-08-03T06:52:42Z
dc.date.available 2019-08-03T06:52:42Z
dc.date.issued 2018
dc.identifier.other skp37145
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/8619
dc.description 5964 - FTA en_US
dc.description.abstract Agama Kristen Protestan masuk ke Indonesia saat masa penjajahan Belanda. Penyebaran agama Kristen Protestan di Indonesia melibatkan inkulturasi yaitu upaya penyisipan nilai-nilai agama Kristen ke dalam kebudayaan lokal, sehingga agama akan lebih mudah diterima oleh penduduk lokal. Inkulturasi ditandai oleh adanya transformasi, yaitu tahapan final dari penyesuaian antara agama dan kebudayaan. Perwujudan inkulturasi salah satunya dicerminkan dari arsitektur gereja, karena arsitektur merupakan salah satu hasil kebudayaan yang juga mencakup nilai-nilai budaya lainnya. Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) merupakan gereja Protestan terbesar di komunitas masyarakat Batak. Berawal mula di tanah Batak, Gereja HKBP dibawa oleh perantauan masyarakat etnis Batak ke berbagai provinsi di Indonesia. HKBP Serpong adalah gereja Kristen komunitas suku Batak di kota Tangerang. Bangunan gereja HKBP Serpong memiliki gugus ekspresi yang berbeda dengan gereja Kristen konvensional. Hal ini memunculkan kecurigaan bahwa terdapat inkulturasi arsitektur tradisional Batak Toba pada gereja HKBP Serpong. Penelitian ini bertujuan untuk mencari definisi dari inkulturasi dan melihat penerapannya dalam wujud arsitektur gereja. Dalam penelahaan objek, pertama dilakukan studi lapangan terhadap objek studi yaitu Gereja HKBP Serpong di Tangerang berupa pengumpulan data-data seperti foto, ukuran, serta wawancara dengan arsitek dan pengurus gereja. Kemudian dilakukan studi literatur dan dilanjutkan dengan analisa. Analisa dilakukan dengan membagi bentukan arsitektur Gereja HKBP Serpong dan arsitektur rujukan menjadi aspek topologis dan plastis, kemudian dibandingkan dan dicari bentuk penerapan dan tahapan inkulturasi yang terjadi. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa pada Gereja HKBP Serpong terjadi inkulturasi. Bukti dari inkulturasi ini tercermin dari adanya perpaduan antara elemen arsitektur tradisional Batak Toba dengan nilai-nilai kekristenan yang telah mencapai tahap transformasi yang terwujud pada bangunan gereja HKBP Serpong. Perwujudan inkulturasi pada bangunan gereja HKBP Serpong disertai dengan penyesuaian karena adanya perbedaan fungsi bangunan, konteks lingkungan dan jaman. Walaupun ide bentuk berasal dari rumah adat Batak Toba, namun Gereja HKBP Serpong mampu menunjukkan dirinya sebagai sebuah bangunan dengan fungsi tempat ibadah umat Kristen. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject inkulturasi arsitektur en_US
dc.subject gugus ekspresi en_US
dc.subject Batak Toba en_US
dc.subject HKBP Serpong en_US
dc.title Inkulturasi arsitektur tradisional Batak Toba pada bangunan Gereja HKBP Serpong en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2014420129
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0425097903
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account