Perkembangan tata ruang dan massa pada Keraton Kesepuhan Cirebon

Show simple item record

dc.contributor.advisor Herwindo, Rahadhian Prajudi
dc.contributor.author Purbodewi, Deby Sinantya
dc.date.accessioned 2019-08-03T06:47:21Z
dc.date.available 2019-08-03T06:47:21Z
dc.date.issued 2018
dc.identifier.other skp37152
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/8616
dc.description 5971 - FTA en_US
dc.description.abstract Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan salah satu keraton tertua yang dibangun pada masa transisi era Hindu Budha dan Islam. Dengan begitu Keraton Kasepuhan memiliki banyak titik kurun waktu budaya, di mana masing-masing kurun waktu tersebut memiliki ciri khas budaya tersendiri terutama dari kegiatan khusus maupun kegiatan sehari-hari yang dapat mempengaruhi kebutuhan yang menciptakan sebuah pola ruang. Dilihat dari segi arsitektur, adanya pengaruh budaya tersebut salah satunya mengakibatkan perkembangan pola tata ruang dan massa, sehingga Keraton Kasepuhan memiliki unsur-unsur budaya tersebut dalam pola tata ruang dan massanya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, budaya tersebut ialah: Hindu-Budha, Islam, dan juga Kolonial. Menggunakan metode analisis secara linier, data dianalisis dengan membahas menurut sejarah perkembangan tata ruang dari pengaruh masing-masing budaya. Data dianalisa berdasarkan komparasi tata ruang budaya Hindu-Budha, Islam, Cina, dan juga Kolonial dengan perkembangan tata ruang pada sejarah Keraton Kasepuhan, yang dibagi menjadi empat jaman kepemimpinan yaitu Ketemenggungan, Kesunanan, Panembahan, dan Kasultanan, dalam fokus konteks skala besar (kota), konteks bangunan sakral, dan dalam konteks bangunan hunian. Penelitian ini bertujuan untuk mengenali wujud arsitektur pembentuk pola tata ruang Keraton Kasepuhan Cirebon. Manfaat dari diselesaikannya penelitian ini adalah untuk menambah pembendaharaan arsitektur mengenai prinsip tata ruang dan massa oleh beragam budaya di Indonesia, serta menambah wawasan mengenai prinsip penataan ruang dan massa berdasarkan teori dan budaya. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini ialah pada perkembangan tata ruang dan massa Keraton Kasepuhan, budaya yang paling banyak mempengaruhinya ialah budaya lokal, yaitu Hindu dan Jawa Islam, sedangkan budaya luar tidak banyak mempengaruhi terutama pada tata ruang dan massa Keraton Kasepuhan. Dalam hal ini juga didapatkan bahwa tata ruang dan massa suatu bangunan dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama, sedangkan elemen bentuk dalam bangunan bisa saat kapanpun diubah dan dapat diadopsi atau terinspirasi dari manapun. Tata ruang dan massa ialah hal yang sangat krusial, tata ruang merupakan kunci dari hubungan arsitektur dengan manusia. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject Akulturasi en_US
dc.subject Tata Ruang dan Massa en_US
dc.subject Sejarah en_US
dc.subject Keraton en_US
dc.subject Keraton Kasepuhan Cirebon en_US
dc.title Perkembangan tata ruang dan massa pada Keraton Kesepuhan Cirebon en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2014420079
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0412107301
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI611#Arsitektur


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account