Abstract:
Gereja merupakan salah satu ruang yang membutuhkan kualitas akustik yang
baik, hal ini disebabkan adanya dua fungsi akustik yang harus diperhatikan yaitu fungsi
pidato dan musik. Objek penelitian adalah Ahava Wedding Chapel yang merupakan
extension dari GBI Mekar Wangi yang merupakan ruang ibadah khusus untuk sakramen
pernikahan yang terletak pada lantai empat dari GBI Mekar Wangi. Memiliki konsep
gereja ‘Stairway From Heaven’ menjadikan penggunaan material dan bentuk bangunan
pada Ahava Wedding Chapel ini cukup unik. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif dan evaluatif. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan mengenai bentuk
lengkung pada denah, penggunaan material reflektif pada pelingkup ruang, dan
penggunaan pengeras suara pada ruang. Pengamatan tersebut dilakukan dengan dua cara
pengukuran yaitu dengan menggunakan perhitungan manual dan program Real Time
Analizer. Parameter FTT Analizer untuk mengetahui pendistribusian suara dalam ruang
dan parameter Respond Impuls dengan metode EDT, C80 dan D50. Kedua parameter
tersebut diukur dan dibandingkan pada kondisi sumber suara langsung dan dengan
sumber pengeras suara eksisting. Hasil pengamatan mengindikasikan bahwa bentuk
lengkung tidak selalu menyebabkan pemusatan suara. Penggunaan material reflektif juga
menjadikan waktu dengung yang tercipta pada Ahava Wedding Chapel lebih lama
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Penggunaan pengeras suara pada
ruang akustik khususnya ruang ibadah tidak selalu menjadikan akustik ruang menjadi
lebih baik. Perancangan desain ruang yang baik merupakan kunci terciptanya akustik
ruang yang optimal.