Abstract:
Sirap bambu sebagai penutup atap lengkung sudah banyak digunakan sebagai
penutup atap dari zaman dulu. Fleksibilitas dan kekuatan bambu yang sebanding dengan
baja membuat bambu memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan menjadi
berbagai bentuk bangunan yang lengkung. Konstruksi penutup atap sirap bambu milik
Dr. Ir. Ing. Eugenius Pradipto belum diterapkan dan dikembangkan pada bangunan
dengan atap lengkung.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan komparasi yang
ditinjau dari sistem konstruksi Sirap Wiru oleh Eugenius Pradipto, sirap bambu atap
lengkung oleh Effan Adhiwira dan dua objek studi yang menggunakan penutup atap sirap
bambu di Bandung. Objek studi bangunan yang akan ditinjau diantaranya mengenai
konstruksi dari atap sirap bambu yang akan di terapkan pada bidang lengkung, sistem
pemasangan dan sambungan, serta bentuk dari modul panel atap sirap bambu yang
digunakan. Hasil dari analisa komparatifnya berupa potensi dan kendala dari penggunaan
penutup atap sirap bambu dan kriteria desain penutup atap sirap bambu yang dibangun
prototipenya pada bidang lengkung.
Prototipe modul sirap bambu digunakan pada performa atap sirap bambu pada
bangunan beratap melengkung diuji coba pada prototipe. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh
perancang untuk mengembangkan wawasan sistem struktur atap sebagai bahan
konsiderasi untuk pengaplikasian yang lebih optimal di masa depan. Modul sirap bambu
yang dihasilkan dapat digunakan masyarakat karena sistem konstruksinya yang sederhana
Penelitian ini merupakan salah satu peran arsitek dalam menghadapi perubahan iklim.