Abstract:
Struktur deployable adalah sejenis struktur yang dapat bergerak sehingga dimensi struktur dapat membesar ataupun mengecil. Bangunan yang bersifat deployable memiliki nilai kepraktisan tinggi dan sifat bangunan yang berkelanjutan. Keunggulan struktur dan konstruksi deployable, salah satunya adalah sistem pantograf yang merupakan struktur dengan mekanisme gunting. Sistem pantograf dapat dicapai dengan menggunakan jenis material yang ringan, berukuran relatif kecil tetapi kuat menahan beban. Bambu sebagai material konstruksi yang sedang populer dengan sifatnya yang berkelanjutan, terbukti memiliki sifat-sifat material yang serupa dengan kebutuhan material sistem pantograf. Oleh karena itu penggunaan bambu pada struktur dan konstruksi pantograf pada bangunan deployable memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi desain modul, pola dan sambungan pada konstruksi bambu dengan sistem pantograf yang merupakan pengembangan dari ketiga objek studi yaitu Pavilion PUC-RIO, Cimanggung Community Shelter & UPC yang mengaplikasi konstruksi pantograf bambu di 3 aspek yang berbeda pada bangunan masing-masing objek studi yang akan dievaluasi dengan metode analisis deksriptif pada bentuk, modul, pola, sambungan, penyaluran beban dan deployability.
Setelah mendapatkan evaluasi ketiga objek studi, eksperimentasi dilakukan dengan mengubah jenis sambungan antara ikat dan mur-baut, lalu mengembangkan pola pantograf dari grid reguler menjadi grid tartan. Hasil eksperimen membuktikan dengan memadukan keduanya didapatkan sebuah pola yang menghasilkan berbagai bentuk akhir yang berbeda.