Abstract:
Bangsal Sri Manganti merupakan bangunan yang penting di Keraton Yogyakarta dan telah berusia lebih dari 200 tahun. Bangunan tersebut memiliki gaya arsitektur tradisional Jawa Tengah, yaitu joglo. Bangunan joglo memiliki struktur utama yang berada di tengah bangunan, yang disebut rong-rongan. Selain itu terdapat konstruksi lambang gantung yang merupakan konstruksi khusus Keraton Yogyakarta. Lambang gantung merupakan konstruksi yang menggantungkan atap penanggap pada jurai atap brujung.
Kota Yogyakarta termasuk dalam zona gempa III. Pada peristiwa gempa Yogyakarta tahun 2006, di Keraton Yogyakarta sebagian besar bangunan dapat bertahan dan hanya satu bangunan yang mengalami kerusakan berat, meskipun telah memiliki usia lebih dari 200 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan mengenai struktur dan konstruksi Bangsal Sri Manganti. Hal-hal yang diteliti meliputi sistem struktur dan konstruksi, kaitannya dengan kebudayaan Jawa, elemen-elemen struktur dan konstruksi serta materialnya, dan perilaku struktur dan konstruksi terhadap beban.
Penelitian bersifat kualitatif, yang dilakukan dengan cara interpretasi filosofi, sistem dan perilaku struktur dan konstruksi berdasarkan gambar kerja, observasi, dan simulasi. Sistem, filosofi, material, elemen, dan perilaku struktur dan konstruksi dijabarkan dengan metode desktriptif. Studi literatur dan observasi dilakukan untuk memperoleh data yang kemudian diinterpretasikan dalam skema sistem struktur. Skema sistem struktur menjadi dasar untuk membuat simulasi perilaku struktur
Dari penelitian, ditemukan bahwa sistem struktur joglo cenderung mengikuti arah gaya yang diberikan. Ketika menerima gaya vertikal, struktur rong-rongan menerima beban yang paling besar. Ketika menerima beban lateral, sambungan jepit pada balok meminimalkan momen yang timbul di dasar kolom. Ketika beban lateral gempa diberikan, terdapat perbedaan periode getar pada struktur rong-rongan. Perbedaan periode dan friksi eksternal yang dihasilkan dapat menjadi peredam ketika getaran gempa terjadi. Struktur lambang gantung juga dapat meredam besarnya beban lateral yang disalurkan ke struktur rong-rongan dengan memperpanjang tahap penyaluran beban, sehingga friksi yang terjadi lebih besar. Diperoleh kesimpulan bahwa peredaman gaya lateral terjadi karena adanya friksi internal dan eksternal pada elemen struktur. Konstruksi lambang gantung dapat memperbesar friksi yang terjadi pada sistem.