Abstract:
Huntap Pagerjurang dan Dusun Ngibikan merupakan salah satu contoh pembangunan dari program rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan pasca bencana. Program rehabilitasi dan rekonstruksi merupakan program pembangunan kembali rumah-rumah korban bencana yang rusak atau hancur akibat bencana alam. Huntap Pagerjurang dan Dusun Ngibikan merupakan salah satu contoh dari program rehabilitasi dan rekonstruksi yang diselenggarakan oleh dua instansi yang berbeda yaitu pemerintah dan swasta. Huntap Pagerjurang merupakan program rehabilitasi dan rekonstruksi dari pemerintah yaitu REKOMPAK, yang ditujukan kepada korban pasca benca erupsi merapi tahun 2010. Sedangkan Dusun Ngibikan merupakan program rehabilitasi dan rekonstruksi dari pihak swasta yaitu arsitek Eko Prawoto dengan bantuan dana dari KOMPAS, yang ditujukan kepada korban pasca bencana gempa bumi Bantul tahun 2006. Huntap Pagerjurang dan Dusun Ngibikan mengalami transformasi arsitektural setelah dihuni selama kurang lebih 10 tahun. Trasnformasi arsitektural itu terjadi dari warga itu sendiri. Huntap Pagerjurang dan Dusun Ngibikan yang sama-sama berlokasi di Yogyakarta juga masih menganut kuat tradisi-tradisi masyarakat Jawa. Pada penelitian ini akan diteliti apakah tradisi masyarakat Jawa yang dianut mempunyai pengaruh terhadap terjadinya transformasi arsitektural.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja faktor-faktor alasan terjadinya transformasi arsitektural dan mengetahui bagaimana pengaruh tradisi masyarakat Jawa terhadap transformasi arsitektural.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode historis-kualitatif dimana data diperoleh dari studi literatur, studi langsung ke lapangan dan wawancara terhadap masyarakat setempat. Proses analisis data dilakukan dengan membandingkan studi langsung di lapangan dengan kajian teoritik dari teori anatomi bangunan, teori transformasi arsitektur, dan teori tradisi masyarakat Jawa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi masyarakat Jawa mempengaruhi terjadinya transformasi arsitektural yang ada di Huntap Pagerjurang dan Dusun Ngibikan berdasarkan lingkup bentuk dimana kedua teori mempengaruhi perubahan pada lingkup ruang. Manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini adalah untuk memperluas wawasan mengenai pengaruh tradisi masyarakat Jawa terhadap transformasi arsitektural.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu mengenai bagaimana tradisi masyarakat Jawa mempengaruhi transformasi arsitektural pada bangunan pasca bencana, dapat memberikan referensi pembelajaran mengenai pembangunan bangunan pasca bencana, dan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pengembangan yang lebih lanjut pada penelitian-penelitian yang serupa.