Abstract:
Pada era globalisasi kini, peranan media dan teknologi memberikan akses kepada
manusia terhadap arus penyebaran informasi yang menjadi serba instant. Dalam
peranannya, media memiliki aspek-aspek yang dapat diangkat, salah satunya aspek
budaya. Pada tahun 2015, sebuah stasiun televisi swasta Indosiar menciptakan
sebuah program pencarian bakat ragam musik dangdut bertajuk D'Academy Asia.
Penulis fokuskan pada Season 2 yang diselenggarakan pada tahun 2016 dimana
negara peserta berasal dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura,
Thailand, dan Timor Leste. Sehingga muncul pertanyaan penelitian, "Bagaimana
Upaya D’Academy Asia 2016 dalam Mempromosikan Musik Dangdut Indonesia
di Kawasan Asia Tenggara?". Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif,
teori Diplomasi Budaya, penulis berpendapat bahwa aktor non-negara memiliki
peran dalam upaya diplomasi yang dilakukan antar negara dalam maksud untuk
mempererat hubungan kedua atau lebih negara. Program D'Academy Asia
menjadikan budaya musik dangdut sebagai fokus utama untuk dipelajari semua
peserta dari setiap negara. Selama masa karantina, pelatihan, dan pentas di atas
panggung setiap peserta mempelajari sejarah musik dangdut sebagai bagian dari
budaya Indonesia, teknik menyanyi khas dangdut, dan Bahasa Indonesia dari
pelatih vokal dan para komentator. Maka dari itu, peranannya dalam melakukan
upaya pertukaran budaya demi keseragaman dalam pemahaman ragam budaya juga
menjadi peranan penting bagi aktor non-negara yang khususnya dalam penelitian
ini yaitu media untuk terlibat dan membantu pemerintah dalam mencapai
kepentingan nasionalnya.