Abstract:
Analis pada umumnya seringkali menilai tindakan negara sebagai tindakan
yang rasional secara sengaja. Namun, untuk kasus spesifik kebijakan luar negeri
Amerika Serikat terhadap Korea Utara pada zaman Administrasi Bush,
pentingnya aktivitas organisasi dan individu dalam pemerintahan telah
mengungkapkan bahwa untuk menemukan alasan dibalik tindakan Amerika
Serikat untuk pada akhirnya mengimplementasikan kebijakan ‘engagement’
terhadap Korea Utara, diperlukan penjelasan yang tidak hanya berpusat pada
negara.
Korea Utara merupakan ancaman nuklir yang kredibel bagi Amerika
Serikat. Akan tetapi, meskipun Korea Utara adalah ancaman yang kredibel,
Amerika Serikat memilih untuk melakukan negosiasi dan memberikan konsesi
bagi Korea Utara daripada menggunakan cara-cara koersif untuk mencapai
denuklirisasi. Meskipun ‘engagement’ berupa konsesi dan dialog merefleksikan
suatu rasionalitas, akan tetapi, tindakan AS untuk pada akhirnya melakukan
‘engagement’ memperlihatkan sesuatu yang lebih dari hasil kalkulasi rasional—
yaitu merupakan hasil dari aktivitas rutin organisasi, dan konflik politik antara
individu.