Abstract:
Biji kakao merupakan salah satu komoditas pertanian di Aceh yang
memiliki potensi tinggi namun belum dapat dimanfaatkan dengan baik oleh petani
kakao di Aceh sehingga petani tidak mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu pengetahuan petani yang kurang
memadai, terbatasnya akses ke pasar, kurangnya infrastruktur, dan belum
optimalnya produktivitas tanaman kakao di Aceh. Untuk mengatasinya,
Swisscontact sebagai non-governmental organization yang fokus pada
pengembangan perekonomian di negara berkembang, membentuk suatu proyek
bernama Sustainable Cocoa Production Programme (SCPP) dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan petani kakao di Indonesia dan mengurangi emisi gas
rumah kaca dari sektor kakao. Proyek ini berjalan dalam jangka waktu sepuluh
tahun (2010-2020) dan merupakan perpanjangan dari keberhasilan proyek
Peningkatan Ekonomi Kakao Aceh (PEKA) tahun 2010 oleh Swisscontact
sebelumnya. Berdasarkan uraian tersebut, penulis merumuskan pertanyaan
penelitian yaitu “Bagaimana Upaya Swisscontact dalam Pemberdayaan
Petani Kakao di Aceh tahun 2010-2016?”
Struktur landasan pemikiran dalam penelitian ini akan dilandaskan melalui
aplikasi berbagai teori dan konsep, yaitu Teori Pluralisme, Teori Globalisme,
Teori NGO, Teori Negara Berkembang, Teori Pembangunan Berkelanjutan, Teori
Pertanian, dan Konsep Pembangunan Masyarakat.
Empat upaya Swisscontact melalui proyek SCPP yaitu melalui
pembentukan sekolah lapang petani di Aceh, pelatihan mengenai penerapan
praktik pertanian yang baik dan sistem alih teknologi, pembentukan organisasi
petani, akses pasar, dan sertifikasi, dan pembiayaan agribisnis yang terintegrasi.
Hasil yang didapat yaitu terlihat dalam peningkatan pendapatan petani,
peningkatan produktivitas petani, peningkatan gizi petani, dan rehabilitasi
pertanian.