Abstract:
Penelitian ini fokus kepada pertanyaan penelitian: "Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi framing media terkait hak LGBT dalam pemberitaan CNN dan
Republika terkait usaha untuk mengkriminalisasi LGBT di Indonesia?". Media
memiliki pengaruh signifikan sebagai aktor yang menjadi estate keempat dalam
hubungan internasional non-tradisional. Namun, tidak dapat dipungkiri media tidak
dapat sepenuhnya menjadi netral karena banyak faktor yang mempengaruhi cara
mereka meliput dan membingkai berita mereka. Salah satu isu global yang dibahas
dalam media adalah hak-hak LGBT di berbagai negara. Beberapa negara penganut
demokrasi seperti Amerika mendukung perlindungan kaum LGBT dari segala
macam diskriminasi, namun banyak kontroversi terhadap keberadaan LGBT dan
penerimaan terhadap kaum tersebut di negara yang didominasi oleh mayoritas
rakyat yang religius seperti Indonesia. Maka dari itu adanya pengajuan petisi RUU
KUHP untuk mengkriminalisasi LGBT di Indonesia menginisiasi penelitian
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi framing berita CNN dan Republika
terkait usaha untuk mengkriminalisasi LGBT di Republik Indonesia.
Dalam menganalisa berita-berita tersebut, penelitian ini menggunakan
model analisis framing Gamson dan Modigliani. Riset ini meneliti beberapa sampel
berita yang diambil dari situs CNN.com dan Republika.com terkait kondisi LGBT
serta pengajuan petisi RUU KUHP untuk mengkriminalisasi LGBT di Indonesia
dan fokus pada linimasa dimulai sejak pengajuan petisi hingga saat penolakannya
oleh Mahkamah Konstitusi Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CNN
dan Republika memiliki sisi yang bertolak belakang dalam meliput berita-berita
yang berkaitan dengan LGBT di Indonesia karena dipengaruhi oleh banyak faktor.
Dipengaruhi oleh nilai-nilai media barat dan bergantung pada iuran pelanggan
internasional, CNN memihak pada komunitas LGBT di Indonesia atas nama HAM
lewat liputan berita mereka. Namun Republika, yang memiliki ikatan sejarah serta
kepemilikan yang kuat dengan kelompok Islam konservatif, bertindak pada arah
yang berlawanan dengan mengingatkan kaum Muslim di Indonesia untuk melawan
LGBT.