Abstract:
Tujuan dari suatu keputusan investasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Salah satu bentuk investasi adalah saham yang dapat diperjualbelikan dalam pasar modal. Harga suatu saham dapat dipengaruhi oleh informasi yang beredar karena mengandung kesempatan berinvestasi seseorang untuk memperoleh keuntungan. Informasi tersebut menunjukkan adanya efisiensi pasar mengenai seberapa besar pengaruh suatu informasi terhadap harga saham. Aksi korporasi merupakan aktivitas emiten yang berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar serta berpengaruh terhadap harga saham di pasar. Salah satu bentuk aksi korporasi yang mengalami peningkatan penggunaannya selama lima tahun terakhir ini adalah stock split. Stock split dilakukan dengan memecah jumlah saham menjadi jumlah yang diinginkan sekaligus membagi harga sesuasi dengan pecahan dari suatu saham sehingga dapat meningkatkan likuiditas saham.
Terdapat dua teori yang mendasari stock split yaitu signaling theory dan trading range theory. Signaling theory menjelaskan bahwa perusahaan yang melakukan pemecahan saham merupakan sinyal dari perusahaan kepada investor bahwa perusahaan memiliki prospek yang bagus. Kemudian trading range theory menjelaskan bahwa stock split dilakukan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat perbedaan likuiditas saham dan abnormal return sebelum dan sesudah stock split oleh perusahaan. Objek penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang melakukan stock split yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik penentuan sampel adalah dengan purposive sampling. Pengujian yang digunakan adalah studi peristiwa dan analisa deskriptif.
Periode pengamatan adalah 5 hari sebelum pelaksanaan stock split dan 5 hari sesudah pelaksanaan stock split. Analisa deskriptif pada gambaran stock split ditemukan bahwa harga saham yang meningkat sesudah stock split hanya terjadi pada 23 perusahaan. Hasil uji statistik yang dilakukan kemudian dilanjutkan dengan uji beda Paired T-test terhadap abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa stock split. Hasil uji beda Paired T-test menunjukkan bahwa nilai rata-rata abnormal return mengalami penurunan setelah peristiwa stock split. Kemudian pada nilai rata-rata trading volume activity terjadi kenaikan setelah peristiwa stock split. Namun nilai signifikansi pada kedua variabel tersebut tidak memiliki perbedaan secara signifikan yang terjadi antara sebelum dan sesudah pelakasanaan stock split terhadap abnormal return dan trading volume activity.