Abstract:
Subsektor fesyen pada ekonomi kreatif Indonesia berada pada peringkat kedua pemberi kontribusi terbesar dengan busana muslim sebagai salah satu penyumbangnya. Jumlah UMK yang besar pada fesyen busana muslim menuntut para pemilik usaha untuk melakukan inovasi untuk mampu bertahan dan berkembang. Melihat teknologi informasi yang berkembang pesat yang diindikasikan dari jumlah pengguna aktif internet di Indonesia, yaitu 88,1 juta jiwa dari total 259,1 juta jiwa, pemilik usaha dapat memanfaatkan perkembangan teknologi ini untuk dapat melakukan inovasi yang dikenal dengan e-service product innovation. Inovasi merupakan pengembangan dengan menciptakan hal baru yang berbeda dengan sebelumnya. Dalam hal ini inovasi yang dimaksud adalah inovasi yang dilakukan terhadap produk pelayanan elektronik berdasarkan kesesuaian antara perusahaan dengan mitranya. e-Service product innovation dapat diukur dengan bagaimana perusahaan memanfaatkan teknologi internet untuk mengembangkan produk pelayanan yang benar-benar baru, memperkenalkan produk pelayanan baru yang tidak ditawarkan pesaing di pasar, memperluas lini produk pelayanan, memodifikasi produk pelayanan, dan memosisikan kembali produk pelayanan. Sedangkan kesesuaian perusahaan dengan mitranya dapat diukur berdasarkan dua dimensi, yaitu organizational compatibility dengan tiga indikator, yaitu tujuan dan sasaran perusahaan konsisten dengan mitra, filosofis operasional perusahaan serupa dengan mitra, dan gaya manajemen perusahaan serupa dengan mitra. Dimensi kedua adalah prior history of business relation yang memiliki tiga indikator, yaitu hubungan bisnis perusahaan dengan mitra sudah terjalin dalam waktu yang lama, hubungan kolaboratif yang pernah terjalin antara perusahaan dengan mitra berjalan stabil dan tahan lama, dan perusahaan jarang melakukan kontak bisnis dengan mitra. Kota Bandung dipilih sebagai objek penelitian karena dianggap sebagai pusat UMK fesyen busana muslim di Indonesia. Metode yang digunakan pada penelitian deskriptif ini adalah metode kualitatif dimana data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara terhadap 10 UMK. Data tersebut kemudian diolah dengan penjelasan secara detail dan mendalam. Hasil pengolahan data juga diukur menggunakan scoring rubric dan dilakukan perbandingan terbadap 10 UMK yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-service product innovation yang dilakukan pada objek penelitian belum maksimal. Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil pengukuran scoring rubric terhadap indikator yang terpenuhi pada dimensi. Berbeda halnya dengan partner match yang sudah terjalin cukup baik antara para perusahaan dengan mitranya, namun hal ini menunjukkan secara umum bahwa perusahaan yang kesesuaian dengan mitranya tinggi belum tentu melakukan inovasi yang tinggi juga terhadap produk pelayanan elektronik yang dimilikinya. Berdasarkan hasil analisis tiap variabel, diperlukan beberapa perbaikan. Pada variabel e-service product innovation, perusahaan perlu mempelajari lebih dalam mengenai berbagai platform online beserta dengan fitur-fitur yang dapat digunakan. Selain itu pemilik usaha juga perlu memerhatikan keunikan pelayanan yang diberikan, perluasan lini produk pelayanan ataupun memodifikasi produk pelayanan yang sudah ada. Sedangkan untuk kesesuaian dengan mitranya, perusahaan perlu memahami lebih dalam mengenai tujuan yang dicapai untuk bisa memiliki kecocokan.