Abstract:
Saat ini, masyarakat mulai menyadari pentingnya kesehatan jasmani dengan
kecenderungan untuk memperhatikan pangan yang dikonsumsi. Hal ini menyebabkan
penjualan pangan sehat seperti granola menjadi gencar. Trend tersebut diikuti dengan
tingginya persaingan antar brand granola di pusat perbelanjaan, sehingga tidak hanya
cita rasa, melainkan dibutuhkan daya tarik lain, salah satunya berupa kemasan yang
pertama kali melakukan kontak dengan konsumen. Melalui hasil wawancara dengan
konsumen, terdapat 7 brand granola yang dikenal di pasaran, yang dipersempit menjadi
5 brand paling dikenal, yang terdiri dari Granola Creations, Granola East Bali Cashews,
Chia-Yo, Granova, dan Granola Go-Lite. Dari kelima brand tersebut akan dicari brand
dengan penilaian terendah dari segi kemasan untuk dirancang ulang kemasannya agar
lebih mampu bersaing di pasaran.
Metode Kansei Engineering dan Model Kano digunakan untuk mengidentifikasi
apa yang diinginkan oleh konsumen terhadap kemasan. Teridentifikasi 130 kata Kansei
melalui studi literatur dan wawancara. Selanjutnya, kata Kansei tersebut dikelompokkan
menggunakan diagram afinitas yang dilakukan dalam focus group discussion, dan
dihasilkan 26 kelompok yang akan dijadikan variabel dalam kuesioner. Kuesioner
menggunakan 5 skala semantic differential (SD) untuk penilaian kelima brand granola.
Hasil dari kuesioner diolah menggunakan principal component analysis dan didapatkan
20 kelompok kata, yaitu terstruktur, komposisi desain seimbang, berat isi proporsional
dengan kemasan, merepresentasikan granola, compact, kekinian, segar, jelas,
komunikatif, friendly, unik, mewah, memuaskan, kokoh, ceria, variatif, mempengaruhi,
eye-catching, tepercaya, dan tahan lama. Dalam penelitian, Chia-Yo mendapatkan nilai
terendah, yaitu 3,4 dari 5. Model Kano digunakan untuk menentukan prioritas variabel
perancangan, misalnya untuk variabel ceria tidak diprioritaskan karena berada pada
kategori indifferent.
Proses sintesis dilakukan untuk menjadi acuan dalam perancangan. Dari hasil
proses perancangan, didapatkan 4 alternatif desain dalam bentuk sketsa dan rancangan
digital yang kemudian dibuat prototype. Kuesioner evaluasi menggunakan 5 skala SD
untuk mengetahui rancangan terbaik. Alternatif 4, yang berbentuk tabung dengan ilustrasi
granola, unggul dengan nilai rata-rata 4,44 dari 5. Evaluasi juga dilakukan dengan
menggunakan Model Kano untuk melihat bagaimana dampak rancangan terhadap
kepuasan. Terdapat perbedaan pada hasil perancangan apabila dibandingkan dengan
benchmark. Seperti pada variabel “mewah” dan “mempengaruhi”, dimana pada
benchmark secara umum yaitu grade indifferent, sementara pada hasil rancangan yaitu
attractive. Hal tersebut menyebabkan peningkatan kepuasan untuk hasil rancangan.