Penentuan frekuensi latihan fisik bagi pengemudi yang mengalami kekurangan tidur pada kondisi jalan monoton

Show simple item record

dc.contributor.advisor Siswanto, Daniel
dc.contributor.author Wijaya, Stella
dc.date.accessioned 2019-05-24T07:46:13Z
dc.date.available 2019-05-24T07:46:13Z
dc.date.issued 2018
dc.identifier.other skp36713
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/8050
dc.description 4698 - FTI en_US
dc.description.abstract Jumlah kecelakaan lalu lintas di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu penyebab utama kecelakaan lalu lintas adalah kelelahan pengemudi. Kelelahan dapat disebabkan oleh kurangnya durasi tidur yang dapat menyebabkan tingkat kantuk pengemudi meningkat dimana tingkat kantuk merupakan indikator kelelahan. Selain itu, kurangnya durasi tidur juga dapat menurunkan tingkat kewaspadaan pengemudi, terutama pada kondisi jalan monoton karena dinyatakan dapat meningkatkan rasa kantuk. Salah satu upaya yang dilakukan pengemudi untuk mencegah kelelahan adalah melakukan latihan fisik secara teratur. Penentuan frekuensi latihan fisik yang tepat dianggap sebagai faktor yang dapat mencegah terjadinya kelelahan. Penelitian menggunakan simulator mengemudi dalam kondisi laboratorium terkontrol. Variabel bebas dalam penelitian adalah frekuensi latihan fisik per minggu (tidak latihan fisik atau 0 kali, sedang (1-2 kali), dan tinggi (4-5 kali)) serta durasi tidur (<5 jam dan 5-7 jam). Variabel terikatnya adalah tingkat kantuk dan tingkat kewaspadaan. Simulasi dilakukan oleh 12 orang partisipan pria berusia 18-25 tahun selama 60 menit pada kondisi jalan monoton. Perlakuan yang diberikan merupakan dua level durasi tidur. Pengukuran kelelahan terhadap tingkat kantuk objektif menggunakan Electroencephalography (EEG) dengan membaca gelombang otak partisipan, sedangkan secara subjektif menggunakan Karolinska Sleepiness Scale (KSS). Pengukuran tingkat kewaspadaan menggunakan Psychomotor Vigilance Test (PVT). Data gelombang otak diolah menggunakan MATLAB R2009A. Kemudian dilakukan uji ANOVA untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Lalu dilakukan uji Post-Hoc untuk mengetahui perbedaan level yang signifikan dan uji korelasi untuk mengetahui hubungan kedua variabel. Berdasarkan hasil uji ANOVA, diperoleh kesimpulan faktor frekuensi latihan fisik mempengaruhi tingkat kantuk dan tingkat kewaspadaan sementara faktor durasi tidur beserta interaksi keduanya tidak. Hasil dari uji Tukey menunjukkan ketiga level frekuensi latihan fisik memiliki perbedaan yang signifikan. Frekuensi latihan fisik yang menghasilkan tingkat kantuk terendah dan tingkat kewaspadaan tertinggi adalah 4-5 kali per minggu (tinggi). Tingkat kantuk berdasarkan KSS dan PVT memiliki hubungan yang positif, begitu juga tingkat kantuk dengan tingkat kewaspadaan. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri - UNPAR en_US
dc.title Penentuan frekuensi latihan fisik bagi pengemudi yang mengalami kekurangan tidur pada kondisi jalan monoton en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2014610192
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0425057601
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI613#Teknik Industri


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account