Abstract:
Pada zaman modern ini. mutu merupakan hal panting yang menjadi pusat perhatian pada berbagal perusahaan terutama di Indonesia. Fenomena ini dialami oleh PT X yang bergerak di bidang manufaktur sepatu kulit. Mutu perlu ditingkatkan secara terus menerus untuk meningkatkan kepuasan konsumen serta mengurangi biaya mutu. Pada penelltian ini, produk yang diamati adalah sepatu jenis TO yang mempunyai tingkat defective dan memberikan kerugian paling besar pada PT X.
Perbaikan mutu pada PT X dilakukan dengan menurunkan presentase produk cacat untuk sepatu jenis TO menggunakan Metode Six Sigma DMAIC. Metodologi Six Sigma DMAIC merupakan metode penlngkatan kualltas dengan prinsip continuous improvement untuk mengurangi jumlah defect, yang pada akhirnya mengurangi presentase produk cacat, hingga mencapal level 6 sigma. Metodologi Six Sigma DMAIC dimulai dengan mendefinisikan proses, mengukur performansi saat ini, menganalisa masalah, merancang perbaikan, dan mengontrol implementasi perbaikan. Diagram SIPOC dibuat dan identifikasi Critical-to-quality (CTQ) dilakukan untuk mendeflnislkan proses. Tahap measure dilakukan dengan mengukur ukuran performansi DPMO, level sigma, dan proporsi produk cacat. Sebelum melakukan perbaikan, level sigma proses dan proporsi produk cacat pernilal 3,77 dan 6,79%. Analisa masalah dilakukan dengan membuat diagram fisllbone dan melalukan FMEA.
Tindakan perbaikan yang dllakukan antara lain adalah membuat alat bantu pengukur tinggi sepatu, menyediakan aseton untuk pembersihan lem, membuat alat bantu meja alas datar, menjadwalkan pembersihan tempat penyimpanan, menyediakan tempat penyimpanan sikat, membuat peringatan dalam bentuk visual display, dan membuat alat bantu patokan. Pengontrolan dl lakukan dengan mengukur performansi setelah perbaikan dan membandingkan ukuran performansi sebelum dan setelah perbaikan. Setelah perbaikan dilakukan, level sigma meningkat menjadi 3,81 sedangkan proporsi produk cacat menurun menjadi 4,56%.