Abstract:
Dalam era Revolusi Industri seperti sekarang, perusahaan harus dapat
berkompetisi ditengah persaingan yang semakin ketat. Keunggulan kualitas dalam
perusahaan manufaktur dilihat dari hasil produksi karena menjadi persaingan membutuhkan
nilai tambah untuk perusahaan. Menjaga kualitas bukan merupakan hal yang mudah, karena
selalu ada risiko dalam suatu perusahaan. Pada realitas yang terjadi, perusahaan tidak
dapat menghindar dari ketidak efektifitan proses produksi dan hal ini dapat menyebabkan
produk cacat. Produk cacat dapat merugikan perusahaan baik secara finansial maupun non
finansial apabila dibiarkan terus menerus terjadi.
Diperlukan solusi untuk permasalahan produk cacat yang tidak dapat
dihindari. Salah satu cara untuk menganalisa operasi dan kegiatan internal untuk
mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan positif dalam program perbaikan
berkelanjutan (continuous improvement). Tahap-tahap yang dilakukan untuk pemeriksaan
operasional dimulai dari Tahap perencanaan (Planning phase), Tahap program kerja (Work
program phase), Tahap pemeriksaan lapangan (Field work phase), dan Tahap
pengembangan temuan dan rekomendasi (Development of finding and recommendations
phase). Diberikannya rekomendasi yang sesuai, diharapkan perusahaan dapat menekan
tingkat kecacatan produk sehingga dapat memunculkan proses produksi yang efektif dan
efisien sesuai dengan standar perusahaan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif (descriptive study).
Sumber data yang digunakan diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari wawancara dan observasi. Data sekunder diperoleh dari dokumen yang
dimiliki perusahaan dan buku-buku terkait produk cacat. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dengan studi lapangan dan studi literatur. Data yang dikumpulkan dianalisis dan
ditemukan faktor penyebab masalah dengan diagram tulang ikan. Objek penelitian adalah
perusahaan Sandang Priangan.
Berdasarkan pemeriksaan operasional yang telah dilakukan, ditemukan
critical problem yaitu tingkat kecacatan produk yang masih tinggi berdampak kerugian
sebesar Rp137.370.734,- selama bulan Januari-Juni 2018. Masalah produk cacat
menyebabkan perusahaan harus melakukan rework untuk produk yang dapat dirework dan
pembuatan ulang untuk produk yang tidak dapat dirework. Terdapat biaya yang harus
dikeluarkan perusahaan seperti biaya bahan baku, biaya air tambahan dan biaya listrik
tambahan. Faktor penyebabnya adalah karyawan yang bekerja pada bagian produksi lengah
ketika bekerja, mesin-mesin sudah tua dan kurang sering dilakukan pemeliharaan, metode
pencatatan dan perhitungan barang jadi dan bahan baku yang tidak rapi, kurangnya
pengendalian internal yang baik dalam perusahaan, dan lingkungan dalam pabrik yang
kurang baik. Rekomendasi yang diberikan untuk karyawan yang bekerja adalah diberikan
pelatihan terkait proses produksi agar setiap karyawan mengetahui tugasnya dan perlu
diadakan proses rekrutmen dan seleksi sederhana. Juga diberikan hukuman atau teguran
kepada karyawan yang bekerja dengan tidak sungguh-sungguh. Untuk mesin yang sudah
tua perlu dilakukan pemeliharaan secara rutin dan lebih sering, misalnya satu tahun tiga kali.
Tetapi lebih baik lagi, perusahaan mengganti mesin yang dimiliki dengan mesin modern.
Juga dilakukan peremajaan mesin lama karena mesin dapat mempengaruhi kualitas benang
yang dhasilkan. Untuk metode pencatatan dan perhitungan jumlah produksi dan jumlah
produk cacat dapat dilakukan dengan sistem komputer yang sederhana atau memiliki
sebuah buku pencatatan. Perlunya SOP proses produksi dan CCTV dalam gudang. Untuk
lingkungan dapat menambah pencahayaan dan pH air diuji sebelum pencelupan.