Pemeriksaan operasional terhadap aktivitas produksi dalam upaya mengurangi tingkat kecacatan produk : studi kasus pada PT. X

Show simple item record

dc.contributor.advisor Wirawan, Samuel
dc.contributor.author Michelle, Rachel
dc.date.accessioned 2019-04-29T03:51:46Z
dc.date.available 2019-04-29T03:51:46Z
dc.date.issued 2019
dc.identifier.other skp37497
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/7878
dc.description 23533 - FE en_US
dc.description.abstract Pada industri manufaktur, setiap perusahaan berusaha mengembangkan bisnisnya dengan menghasilkan produk – produk berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap suatu produk. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, pengendalian kualitas selama proses produksi berlangsung sangat berperan penting dalam menjaga kualitas produk agar dapat mengurangi kecacatan yang terjadi atas produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan dilakukannya pemeriksaan operasional, maka penyebab dari suatu permasalahan kecacatan yang dihadapi oleh perusahaan dapat diketahui. Pemeriksaan operasional penting untuk dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas produk sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan sebagai keunggulan kompetitif untuk bersaing dengan perusahaan lain. Pemeriksaan operasional adalah proses mengevaluasi tingkat ekonomis, efektivitas, dan efisiensi atas kebijakan dan prosedur kegiatan operasi sebuah perusahaan yang dilakukan dari sudut pandang manajemen. Hasil dari pemeriksaan operasional adalah memberikan rekomendasi yang dapat membantu manajemen untuk meningkatkan kegiatan operasi perusahaan. Tahapan dalam pemeriksaan operasional adalah tahap perencanaan, tahap program kerja, tahap kerja lapangan, tahap pengembangan temuan, dan melaporkan hasil pemeriksaan. Proses produksi adalah cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber – sumber baik tenaga kerja, mesin, bahan – bahan dan dana yang ada. Produk cacat adalah produk yang belum selesai maupun sudah selesai namun tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh pelanggan. Terdapat produk cacat yang dapat diperbaiki dan produk cacat yang tidak dapat diperbaiki. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah descriptive study. Descriptive study adalah penelitian lanjutan yang dilakukan untuk menjelaskan bagaimana karakteristik dari suatu objek yang diteliti dalam sebuah penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah studi lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan di lingkungan perusahaan untuk mencari tahu hubungan sebab akibat dari permasalahan yang diteliti. Data yang dibutuhkan oleh peneliti diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi perusahaan. Peneliti menggunakan fishbone diagrams untuk mengetahui faktor – faktor penyebab dari kecacatan produk. PT. X memproduksi produk berbahan dasar stainless steel. Pada proses produksi perusahaan, terdapat permasalahan kecacatan produk dan pencatatan jumlah kecacatan yang tidak dilakukan pencatatan secara lengkap. Kecacatan tersebut terjadi karena adanya faktor manusia yang berkontribusi sebesar 35%, faktor metode berkontribusi sebesar 20%, faktor mesin berkontribusi sebesar 30%, faktor material berkontribusi sebesar 10%, dan faktor lingkungan berkontribusi sebesar 5%. Peneliti melakukan pengambilan 15 sampel produk berbahan dasar stainless steel selama bulan Maret 2018 hingga bulan Agustus 2018. Dampak yang ditimbulkan dari permasalahan kecacatan produk adalah adanya penurunan laba akibat memperbaiki kecacatan produk dan kerugian akibat produk cacat yang tidak dapat diperbaiki. Total penurunan laba akibat memperbaiki produk cacat sebanyak 95 unit adalah sebesar Rp 2.828.875,50 dan total kerugian akibat kecacatan yang tidak dapat diperbaiki sebanyak 261 unit adalah sebesar Rp 8.707.701,35. Dapat disimpulkan bahwa total penurunan laba akibat memperbaiki produk cacat dan kerugian akibat adanya kecacatan produk yang tidak dapat diperbaiki selama bulan Maret 2018 hingga bulan Agustus 2018 adalah sebesar Rp 11.536.575,85 dari total produk cacat sebanyak 356 unit. Oleh karena itu, untuk mengurangi tingkat kecacatan produk perusahaan perlu melakukan beberapa hal, diantaranya memperbaiki kebijakan dan prosedur proses produksi, melakukan pelatihan karyawan produksi dan melakukan pencatatan jumlah kecacatan produk secara lengkap. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi - UNPAR en_US
dc.subject pemeriksaan operasional, proses produksi, kualitas produk, produk cacat. en_US
dc.title Pemeriksaan operasional terhadap aktivitas produksi dalam upaya mengurangi tingkat kecacatan produk : studi kasus pada PT. X en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2015130077
dc.identifier.nidn/nidk 9900993398
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI604#Akuntansi


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account