Abstract:
Babakaran merupakan restoran dengan sate taichan (sate yang dibakar tanpa
kecap dan bumbu kacang) sebagai menu utamanya. Seiring dengan semakin tingginya
peminat dari sate taichan di Bandung, mulailah berdiri restoran-restoran lain dengan
menu sate taichan. Berdasarkan wawancara dengan pihak Babakaran terjadi penurunan
jumlah transaksi di Babakaran yang beriringan dengan penurunan jumlah konsumen
serta penurunan jumlah pendapatan yang diperoleh di Babakaran. Kemudian,
berdasarkan pengamatan awal, diketahui bahwa rendahnya niat beli ulang konsumen
terhadap Babakaran yang berimbas terhadap jumlah transaksi yang dilakukan. Oleh
karena itu, pihak Babakaran ingin menghadapi masalah yang terjadi dengan melakukan
perbaikan.
Penelitian dimulai dengan melakukan identifikasi variabel yang diduga memiliki
pengaruh terhadap niat beli ulang konsumen terhadap restoran berdasarkan penelitian
sebelumnya. Selanjutnya dilakukan identifikasi atribut sebagai indikator dari masingmasing
variabel. Tahap selanjutnya adalah penyusunan dan penyebaran kuesioner
kepada masyarakat yang pernah mengonsumsi sate taichan di Bandung. Kemudian
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap hasil kuesioner yang telah disebarkan.
Setelah itu dilakukan uji regresi linier berganda untuk mengetahui variabel-variabel yang
memiliki pengaruh terhadap niat beli ulang konsumen terhadap restoran sate taichan.
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, terdapat 5 variabel yang memiliki
pengaruh terhadap niat beli ulang konsumen terhadap restoran sate taichan. Variabel
tersebut adalah harga, tempat, karyawan, proses dan bentuk fisik. Berdasarkan penilaian
yang dilakukan konsumen, diperoleh hasil rata-rata dari variabel niat beli ulang sebesar
2,42. Sehingga diberikan usulan perbaikan yang diberikan terhadap Babakaran adalah
menu dalam bentuk paket dalam rangka memberikan potongan harga, memberikan
menu gratis bagi konsumen yang melakukan pembelian dengan nominal tertentu,
membuat sign (penanda), membuat area parkir mobil, memberikan pelatihan bagi
karyawan, membuat aturan dan sanksi perihal pakaian karyawan dan mengadakan
inspeksi rutin terhadap pakaian karyawan, menambah jumlah karyawan yang bertugas
untuk membuat makanan, memberikan pelatihan pembuatan makanan bagi karyawan
lain, memulai waktu operasional lebih awal, melakukan perawatan secara berkala
terhadap mural yang saat ini telah ada, membuat dekorasi yang dapat menjadi ciri khas
dan area berfoto bagi konsumen dan melakukan perbaikan serta perawatan terhadap
toilet dan mushola yang ada di restoran.