Abstract:
Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi dari tahun ke tahun menyebabkan
jumlah pengguna internet semakin bertambah. Berdasarkan data survei APJII,
persentase pengguna fixed broadband di tahun 2016 adalah 14% dan akan meningkat
sebesar 15-16% dalam beberapa tahun ke depan. Munculnya pesaing baru juga menjadi
salah satu tanda bahwa persaingan di pasar fixed broadband semakin meningkat. Oleh
karena itu dibutuhkan segmentasi dan positioning agar pemasar dapat menyusun strategi
pemasaran dengan lebih baik.
Strategi positioning akan dilakukan pada produk Indihome dimana pada tahun
2018, Indihome mengalami penurunan proporsi pada Top Brand Index sebesar 8%.
Dengan adanya penurunan proporsi dan juga kemunculan pesaing-pesaing baru,
tentunya Indihome membutuhkan strategi untuk mempertahankan posisinya terhadap
pesaing.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah choice-based conjoint. Dari
choice-based conjoint diperoleh nilai utilitas yang dijadikan dasar untuk segmentasi.
Berdasarkan hasil segmentasi diperoleh 3 segmen dimana segmen 1 terdiri dari 28%
responden, segmen 2 terdiri dari 35% responden, dan segmen 3 terdiri dari 37%
responden dari total 250 responden. Selain itu diberikan juga usulan terhadap hasil
positioning. Pada segmen 1, diberikan usulan dengan mengganti sistem promosi
Indihome dari pemberian voucher menjadi buy 5 get 6 month. Usulan ini memberikan
kenaikan pada share of preferences sebesar 9,72%. Selanjutnya untuk segmen 2,
diberikan usulan dengan menaikkan kecepatan produk menjadi 30 Mbps, sistem promosi
buy 5 get 6 month, bundling TV kabel 75 channel dengan harga Rp. 580.000. Usulan ini
memberikan kenaikan pada share of preferences sebesar 24,29%. Selanjutnya untuk
segmen 3 diberikan usulan penurunan harga produk menjadi Rp. 328.900 dan bundling
TV kabel 75 channel. Usulan ini memberikan kenaikan pada share of preferences
sebesar 19,81%.