Abstract:
PT. Brodo Ganesha Indonesia (Brodo) yang bergerak di industri fashion,
dengan produk utama sepatu kulit pria, menunjuk perusahaan eksternal untuk
mengerjakan seluruh kegiatan perencanaan dan perancangan produksi,
inventory, gudang, transportasi dan kebutuhan material dari seluruh kegiatan
produksi, perusahaan tersebut adalah PT. Prakasa Trada Solusi (PTS), produk
yang dipesan oleh Brodo ke PTS akan di produksi oleh Vendor eksternal.
Perpindahan pesanan dan barang dari Brodo ke PTS dan dari PTS ke
Vendor menyebabkan adanya distorsi terhadap data permintaan di setiap
channel dikarenakan tingkat variabilitas produk yang tinggi, hal ini disebut
bullwhip effect. Bullwhip effect harus diminimasi untuk meminimasi kerugian
pada systemwide cost.
Untuk mengurangi bullwhip effect, penelitian dilakukan pada sepatu
jenis fast moving Brodo produk Signore EZ Brown, Toraja Brown, Ventura EZ
Dark Choco dan Ventura EZ Vintage Brown dengan simulasi sistem
menggunakan program Vensim PLP. Data yang digunakan dalam penelitian
adalah Dashboard Supply Chain PTS, Purchase Order PTS, Stock Opname
(PTS) dan Surat Perintah Kerja (SPK) PTS untuk Vendor bulan Januari, Februari
dan Maret. Empat produk dipilih dengan pertimbangan memiliki jumlah bullwhip
dan throughput demand paling tinggi pada sepatu jenis fast moving. Berdasarkan
simulasi model, pada sistem rantai pasok sekarang jumlah bullwhip effect adalah
3.73 (Signore EZ Vintage Brown), 2.97 (Toraja Brown), 2.89 (Ventura EZ Dark
Choco) dan 2.83 (Ventura EZ Vintage Brown). Berdasarkan perancangan model
dan perbaikan pada sistem rantai pasok yang diusulkan, bullwhip effect berhasil
di minimasi dengan nilai bullwhip 0.47 (Signore EZ Vintage Brown), 0.85 (Toraja
Brown), 0.61 (Ventura EZ Dark Choco) dan 0.43 (Ventura EZ Vintage Brown).
Bullwhip effect pada sistem rantai pasok antara Brodo, PTS dan Vendor dapat
diminimasi akibat adanya information sharing pada data penjualan Brodo ke PTS
sehingga meminimasi delay pada sistem. Information sharing dapat
direalisasikan dengan merealisasikan sistem Vendor-Managed Inventory pada
sistem rantai pasok Brodo.