Abstract:
Dewasa ini, aplikasi penyedia jasa pada smartphone telah menjadi salah satu media terbesar dalam menyerap tenaga kerja, khususnya tenaga kerja non-disabilitas di Indonesia. Namun, hal ini tidak sejalan dengan UU No. 8 Tahun 2016 yang mewajibkan perusahaan swasta untuk mempekerjakan penyandang disabilitas dengan kuota minimal 1% dari total karyawan. Sementara itu, terapis pijat (TP) penyandang disabilitas netra (PDN) tengah menghadapi persaingan dengan TP berpenglihatan awas yang kebanyakan telah bergabung dengan aplikasi penyedia jasa pijat panggilan, yang secara umum tidak mudah digunakan oleh PDN. Sampai saat ini, belum ada aplikasi khusus di Indonesia yang dapat membantu TP-PDN dalam memperoleh pelanggannya. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah aplikasi untuk alat bantu bagi TPPDN dalam memperoleh pelanggannya.
Perancangan aplikasi dimulai dengan tahapan identifikasi dan interpretasi kebutuhan konsumen, dengan melibatkan sepuluh orang responden PDN. Dilanjutkan dengan perancangan dan pemilihan alternatif desain aplikasi yang melibatkan lima orang responden PDN. Setelah itu dibuat desain akhir yang akan dijadikan dasar bagi perancangan prototipe aplikasi. Selanjutnya, dilakukan evaluasi prototipe aplikasi dengan uji kemampupakaian untuk menguji ketercapaian kriteria efficiency dan effectiveness. Kuesioner System Usability Scale (SUS) juga digunakan untuk menguji ketercapaian kriteria satisfaction, learnability, dan usable.
Tahapan identifikasi dan interpretasi kebutuhan konsumen menghasilkan 17 kebutuhan sekunder dan lima kebutuhan primer,yaitu aplikasi yang mudah digunakan, aplikasi yang dapat menjamin keamanan, aplikasi yang dapat menjamin kenyamanan, aplikasi yang dapat menampilkan data profil TP, serta aplikasi yang dapat menampilkan data profil pelanggannya. Berdasarkan tahapan perancangan alternatif desain aplikasi, dihasilkan dua buah alternatif desain. Alternatif satu terpilih berdasarkan hasil scoring, yang kemudian sebagian fiturnya diperbaiki pada tahapan perancangan desain akhir. Selanjutnya, rancangan prototipe high-fidelity dibuat dan dievaluasi. Berdasarkan evaluasi dengan metode uji kemampupakaian, diperoleh hasil untuk kriteria efficiency bernilai 61,43% dan kriteria effectiveness bernilai 48,57%. Evaluasi dengan kuesioner SUS, memiliki skor maksimal 100,00 dan dapat dikatakan baik apabila melebihi skor 68,00. Berdasarkan kuesioner SUS, skor untuk kriteria satisfaction memiliki nilai sebesar 72,50, kriteria learnability sebesar 75,00, dan kriteria usable sebesar 71,88, sehingga ketiga kriteria tersebut memiliki predikat B. Kriteria accessibility dinilai berdasarkan komentar dan saran responden terhadap prototipe aplikasi. Berdasarkan hasil evaluasi prototipe, dilakukan perbaikan terhadap prototipe aplikasi.