Abstract:
Seiring dengan berjalannya waktu, nilai uang akan terus turun karena inflasi. Untuk mengatasi
turunnya nilai uang, investasi merupakan salah satu cara untuk menanggulanginya. Dalam
berinvestasi ada istilah high risk, high return, namun pada kenyataannya semua orang menginginkan
return yang besar dengan risiko seminimal mungkin. Untuk memenuhi keinginan
tersebut, investor harus memiliki strategi dalam berinvestasi dan salah satu strateginya dinamakan
dengan diversifikasi. Diversifikasi adalah penempatan dana pada beberapa aset dengan
proporsi tertentu. Seiring berjalannya waktu, permasalahan yang muncul setelah dilakukannya
diversifikasi adalah berubahnya harga aset. Dengan berubahnya harga aset, maka proporsi aset
pada portofolio juga harus berubah agar return yang didapatkan tetap memenuhi kriteria. Hal
tersebut dinamakan rebalancing portofolio. Skripsi ini akan membahas cara untuk melakukan
rebalancing portofolio agar memenuhi persyaratan yang diinginkan seorang investor. Beberapa
model optimasi portofolio dengan dan tanpa menggunakan biaya transaksi akan dijelaskan dalam
skripsi ini. Pembahasan dua model tersebut bertujuan untuk melihat perbedaan dan karakteristiknya.
Model-model tersebut kemudian akan diselesaikan menggunakan metode sequential
quadratic programming (SQP) yang digabungkan dengan interior point method (IPM). Beberapa
contoh kasus dari rebalancing portofolio akan dibahas untuk melihat lebih dalam mengenai
optimasi portofolio dengan biaya transaksi. Perbedaan persyaratan pada portofolio seperti
berbeda target return portofolio dapat menyebabkan perbedaan proporsi pada masing-masing
komponen portofolio. Untuk kasus dimana harga aset sangat tidak menentu seperti harga
saham, rebalancing menjadi strategi yang patut untuk dipertimbangkan. Dengan pembahasan
rebalancing portofolio ini diharapkan investor dapat menggunakan salah satu model sebagai
acuan pada saat berinvestasi.