Abstract:
Perkembangan infrastruktur di Indonesia semakin mengalami kemajuan seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia saat ini yang tentunya juga mendorong industri semen untuk terus berproduksi memenuhi kebutuhan infrastruktur negara. Pada tahun 2012 tercatat kebutuhan semen nasional mencapai 54,9 juta ton, pada tahun 2013 mencapai 58,5 juta ton atau meningkat 6% dan pada tahun 2014 kebutuhan semen nasional meningkat 10% atau sebesar 64 juta ton. Untuk itu, para pelaku usaha di industri semen terus-menerus melakukan peningkatan produksi namun pada tahun 2014 industri semen justru mengalami over supply yang disebabkan oleh banyaknya pemain-pemain baru yang juga ikut mengambil kesempatan tersebut, lalu diperparah lagi dengan pembangunan infrastruktur negara yang justru mandek yang disebabkan oleh beberapa hal.
Hal tersebut membuat laba perusahaan di industri semen mengalami penurunan selama 4 tahun belakangan ini. Faktor penting untuk dapat melihat kinerja suatu perusahaan terletak dalam laporan keuangannya. Salah satu yang dapat dilakukan untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan adalah dengan menganalisa perusahaan tersebut. Semakin tinggi profit yang dihasilkan maka akan semakin bagus. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada industry semen yang terdaftar di BEI menggunakan analisa sistem DuPont.
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan yaitu metode pengumpulan data dengan mencari informasi lewat media cetak seperti buku, jurnal dan juga media elektronik seperti website sebagai bahan informasi dan sumber data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan semen yang terdaftar di BEI dari tahun 2014-2017.
Hasil dari penelitian ini adalah margin laba bersih dan perputaran total aktiva keempat perusahaan semen secara keseluruhan cenderung kurang baik karena terus-menerus mengalami penurunan. Namun terdapat 3 perusahaan yaitu Semen Indonesia, Tbk; Semen Baturaja, Tbk; dan Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang margin laba bersihnya berada diatas rata rata industri sehingga dapat dikatakan kemampuan dalam menghasilkan labanya baik. Sedangkan pada perputaran total aktiva terdapat 2 perusahaan yang berada diatas rata rata industri yaitu Semen Indonesia, Tbk dan Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan sudah efisien. Untuk pengganda tingkat keuangan dapat dikatakan bahwa keempat perusahaan tersebut rasionya semakin tinggi setiap tahunnya sehingga dirasa kurang baik karena porsi pemegang saham rendah / kecil yang dapat menyebabkan pembayaran bunganya akan semakin besar pada keempat perusahaan, hasil HAA dan HAE setiap tahunnya mengalami penurunan. Penurunan tersebut dirasa kurang baik. Terdapat 2 perusahaan yang HAA dan HAE nya berada diatas rata-rata industri yaitu Semen Indonesia, Tbk dan Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang berarti kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktivanya sudah baik.