Abstract:
Dewasa ini, kopi menjadi salah satu produk yang digunakan lebih dari 50 negara. Industri kopi yang terus berkembang ini memberikan sebuah produk specialty coffee yang menyediakan berbagai macam kopi dengan ciri khas dari produk kopi tersebut sehingga industri kopi ini berkaitan dengan industri food & beverages yang sekarang sering disebut dengan café. Café sendiri menyediakan hidangan seperti makanan ringan atau makanan all day breakfast yang disertai dengan minuman specialty coffee maupun non coffee.
Café Two Hands Full yang sudah berdiri sejak tahun 2013 menjadi salah satu tempat bagi para berbagai kalangan untuk meluangkan waktunya sambil menyantap hidangan makanan dan minuman yang diberikan oleh café ini sendiri. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, pemilik café merasakan adanya kejanggalan yang terjadi di café miliknya, yaitu adanya kecurigaan bahwa ada beberapa stok bahan baku yang secara tiba-tiba hilang. Pemilik curiga bahwa di dalam café miliknya terjadi tindakan fraud akibat hilangnya stok bahan baku tersebut dikarenakan harga pokok penjualan yang melebihi batas toleransi yang sudah café berikan. Hal ini dikarenakan lemahnya sistem informasi café yang lemah dan kurang terstruktur pada bagian pengambilan bahan baku.
Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif dengan menggambarkan kondisi laporan laba rugi café yang sebenarnya terjadi pada saat penelitian ini dilakukan. Adapun berbagai cara yang dilakukan, yaitu melakukan wawancara, menganalisa, membandingkan data yang diperoleh dari café dan pada akhirnya dapat memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tersebut melalui laporan laba rugi café Two Hands Full
Café Two Hands Full mendapatkan harga pokok penjualan yang kurang lebih sama setiap bulannya dibanding dengan profit yang dihasilkan café setiap bulannya. Profit yang tidak seimbang sedangkan harga pokok penjualan yang harganya terus seimbang membuat pemilik café berfikir bahwa adanya tindakan kecurangan yaitu fraud terhadap bahan baku yang mungkin dilakukan oleh pegawai café. Adapun bahan baku yang selalu menjadi kecurigaan pemilik bahwa memang benar terjadi tindakan fraud, yaitu kopi, susu, coklat, chai dan roti. Lemahnya sistem informasi dan kurangnya pengontrolan membuka peluang bagi pegawai dalam melakukan tindakan fraud.
Untuk kesimpulan penulis mendapati bahwa café Two Hands Full mengalami kerugian karena terjadinya kehilangan bahan baku akibat tindakan fraud. Penulis memberikan saran seperti perlunya perbaikan dalam sistem informasi dalam pengambilan persediaan bahan baku, serta diperlukannya pengendalian internal serta aturan yang lebih jelas untuk meminimalisir kehilangan bahan baku café Two Hand Full.